Pengolahan Makanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer,
di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an
di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada
beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai,
sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
B. Topik Bahasan
1. Ide dan Peluang Usaha
2. Analisa Peluang Usaha
3. Sumber Daya yang dibutuhkan
4. Langkah- Langkah Penyusunan Perencanaan Usaha
C. Tujuan
1. Dapat memahami Ide dan Peluang Usaha
2. Dapat memahami Analisa
Peluang Usaha
3. Dapat memahami Sumber Daya yang dibutuhkan
4. Dapat Langkah-
Langkah Penyusunan Perencanaan Usaha
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ide dan Peluang Usaha
Wirausaha adalah orang yang
mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan menjual kemudian
dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
Wirausaha adalah orang yang
memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah
dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).
1. IDE KEWIRAUSAHAAN
Terwujudnya suatu ide agar
terealisasi dibutuhkan suatu rencana. Karena dalam teorinya, bisnis sekecil
apapun tetap memerlukan perencanaan untuk dapat merealisasikan ide bisnis yang
lebih matang. Dalam perspektif Philip Kotler, ada bebera prosedur standar untuk
dapat merealisasikan ide bisnis yang benar dalam bentuk rencana bisnis yaitu:
1.
Pembangkitan gagasan
2.
Penyaringan
3.
Pengembangan dan pengujian konsep
4. Strategi
pemasaran
5.
Analisis bisnis atau usaha
6.
Pengembangan produk
7.
Pegujian pasar
8.
Komersialisasi
Bagaimana
ide dapat menjadi peluang, ada beberapa cara untuk melakukannya yaitu:
1. Ide dapat digerakkan secara
internal melalui perubahan cara-cara/metoda yang lebih baik untuk dapat
memenuhi kepuasan pelanggan
2. Ide dapat dihasilkan dalam
bentuk produk dan jasa baru
3. Ide dapat dihasilkan dalam
bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan dilakukan atau dimodifikasi cara
melakukan suatu pekerjaan
2. SUMBER PENEMUAN IDE-IDE BARU
Sumber ide biasanya berkaitan dengan
hal-hal atau kegiatan yang menyangkut organisasi atau lembaga yang ada
hubungannya dengan bisnis, seperti :
1. Konsumen
2. Perusahaan yang sudah ada
3. Saluran Distribusi
4. Pemerintah
5. Penelitian dan Pengembangan
3.
PENYARINGAN IDE
Ada berbagai cara untuk melakukan pemilihan ide
produk, dimana salah satu cara adalah dengan melakukan proses tahapan sebagai
berikut dibawah ini :
1. Macro Screening
Dari ratusan
ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi
bisnis. Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu
yang mempunyai potensi bisnis.
2. Micro Screening
Dari 20 ide
produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan
kriteria tertentu.
Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai
alternatif beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut.
PELUANG
1.
SUMBER PELUANG
Peluang sendiri sebenarnya berasal
dari sebuah ide, inspirasi atau kesempatan yang muncul untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan seseorang baik dalam kehidupan sehari hari dalam bisnis.
a. Diri Anda
Sendiri
Beberapa
sumber peluang yang muncul dari diri anda sendiri seperti:
1. Hobi Anda
2. Keahlian
Anda
3. Peluang dari
Pengetahuan dan Latar Belakang Pendidikan
4. Lingkungan
5.
Konsumen
Suara
konsumen itu penting karena sering menciptakan gagasan baru dalam memperbaiki
produk yang ada dan peluang bagi yang akan mendirikan usaha baru.
6.
Gagasan Orang Lain
Seperti halnya suara dari konsumen, gagasan dari orang
lain (mungkin karena keluhan-keluhan terhadap suatu produk atau layanan yang
disampaikan teman anda ke anda), dapat memberi ide yang membuka peluang bagi
anda dalam membuat suatu bisnis.
7.
Informasi yang Diperoleh
Dalam perjumpaan dengan orang lain terkadang kita
mendapatkan informasi baru. Bagi orang yang mendengarnya, informasi baru itu
bisa berguna untuk dijadikan sebagai peluang bisnis karena informasi tersebut
memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dia miliki. Namun bagi
orang-orang tertentu informasi baru itu tidak bermanfaat karena informasi
tersebut tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka
miliki. Hal ini yang bisa membedakan mengapa ada orang yang merasa tidak
memiliki peluang dibanding orang yang memiliki peluang.
Ciri-ciri
peluang yang memiliki potensi untuk dikategorikan sebagai peluang bisnis yang
baik.
1. Bisnis yang dibangun adalah bisnis yang potensial atau memilki bilai
jual yang tinggi
2. Tidak menjadikan bisnis itu hanya sebagai ambisi pribadi semata
tetapi sifatnya nyata
3. Bisnis itu mempunyai waktu bertahan yang lama dipasar
4. Tidak menghabiskan modal (uang ) Anda karena investasi yang terlalu
besar
5. Tidak bersifat momentum (kejadian sesaat) atau bersifat musiman
6. Bisa ditingkatkan skalanya menjadi skala industry
Karena sebab
itu, bila ingin memiliki bisnis yang potensial, perlu mengetahui ciri-ciri
sebuah peluang yang mendasari sebuah Bisnis yang baik, ciri-ciri peluang bisnis
yang baik adalah:
1. Peluang
itu orisinil dan bukan tiruan
2. Peluang itu harus bisa mengantisipasi perubahan persaingan dan kebutuhan
pasar dimasa yang akan datang.
3. Benar-benar sesuai dengan ‘minat’ atau ada ‘link’ dengan pengetahuan,
keahlian dan sifat agar peluang itu
dapat bertahan lebih lama.
4. Tingkat visibilitas (kelayakan usaha) benar-benar teruji
5. Bersifat ide yang kreattif dan inovativ bukan tiruan dari ide orang lain
6. Yakin bisa mewujudkannya dan sukses untuk menjalaninya.
7. Senang menjalankannya dan benar-benar suka bisnis tersebut.
2. Analisa Peluang Usaha
Perubahan permintaan perubahan konjungtur, persaingan, dan akibat lain yang merupakan risiko usaha dapat diantisipasi dengan melakukan persiapan yang matang dan perhitungan yang cemat dalam melakukan kegiatan usaha.
1. Analisis peluang usaha berdasar jenis produk/jasa
a. Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau bidang lainya.
b. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk uang maupun barang/mesin.
c. Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni usaha yang sama.
Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut :
a. Pengaruh lingkungan sekitar.
b. Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan kita pilih.
c. Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
d. Banyak sedikitnya pesaing.
e. Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.
Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara lain sebagai berikut :
1. Jasa servis
2. Jasa hiburan
contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.
3. Jasa transportasi
Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil, dan sebagainya.
4. Jasa perantara
Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil.
5. Jasa kesehatan
Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif.
6. Jasa yang lain
Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan, penulisan atau pengetikan karya tulis, dan sebagainya.
Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat di kelompokkan menjadi seperti berikut.
1) Produk yang mampu mempermudah pekerjaan dirumah.
Contoh: alat pemasak nasi sekaligus penyiman dan pemanas nasi beserta sayur.
2) Produk yang mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah.
Contoh: tas multifungsi, yang bisa di pakai buat kerja, tetapi juga buat membawa pakaian atau buat perjalanan, yang bisa dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya.
3) Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat.
Contoh: air dalam kemasan, mie instan, tas, dan sebagainya.
2. Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen
Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara:
- Mengadakan pengamatan langsung ke pasar;
- Melakukan wawancara;
- Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.
Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan produk kita.
Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah dapat digambarkan sebagai berikut:
- Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.
- Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.
- Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.
kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus:
- Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga bersaing;
- Membuat desain yang baru dan harga terjangkau;
- Membuat produk lebih cepat dan lebih murah;
- Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan;
Faktor-faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
1. Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dipengaruhi oleh beberapa hal.
a. Percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnisnya dapat dilaksanakan.
b. Menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.
c. Intropeksi diri.
d. Mendengar saran-saran orang lain.
e. Bersemangat dan bergaul.
keberhasilan usaha atau bisnis seorang wirausahawan di dalam mengelola usahanya dapat didefinisikan terletak pada hal-hal berikut :
a. Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya yang nyata.
b. Keberanian untuk berinisiatif.
c. Kecakapan atau keahlian.
d. Pengalaman dan pendidikan.
modal utama untuk meraih keberhasilan di antaranya sebagai berikut.
1) Pola berfikir yang mengarah pada sikap dan kemampuan untuk sukses.
2) Kepribadian yang kuat untuk sukses.
3) Kecakapan dalam mengelola usaha.
4) Menerapkan manajemen usaha yang baik.
5) Berani memikul segala resiko dalam usaha atu bisnis.
2. Kegagalan usaha
1 Dedikasi : Meremehkan waktu dan dedikasi dalam memulai usaha.
2 Pengendalian usaha atau bisnis : Gagal mengendalikan aspek-aspek utama usaha atau bisnis.
3 Pengamatan manajemen : Pemahaman umum terhadapp disiplin manajemen rata-rata kurang.
4 Pengelolaan piutang : Menimbulkan masalah arus kas buruk mereka dengan kurangnya perhatian akan piutang.
5 Memperluas usaha berlebihan : Memulai perluasan usaha yang belum siap.
6 Perencanaan keuangan : Meremehkan kebutuhan usaha.
7 Lokasi usaha : Lokasi usaha yang buruk
8 Pembelanjaan besar : Menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi.
Berdasarkan analisis faktor, Guiford menemukan, bahwa ada lima sifat yang menjadi kemampuan berpikir kreatif.
a. Fluency (kelancaran)
Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
b. Flexibility (keluwesan)
Kemampuan untuk mengemukkan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
c. Originality (keaslian)
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise.
d. Elaboration (penguraian)
Kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci.
e. Redefinition (perumusan kembali)
Kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.
3. Tahap-tahap Berpikir Kreatif
Menurut Rowlinson, berpikir kreatif melewati tahapan sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
Tahap untuk memperoleh fakta tentang persoalan yang akan dipecahkan (pengumpulan informasi atau data).
b. Tahap usaha
Tahap dimana individu menerapkan cara berpikir divergen (menyebar). Pada tahap ini, diperlukan usaha yang sadar untuk memisahkan produksi ide evaluasi ide dengan menunda lebih dahulu adanya penilaian terhadap ide-ide yang muncul.
c. Tahap inkubasi
Tahap dimna individu seakan-akan meninggalkan (melepaskan diri) dari persoalan dan memasukannya di alam bawah sadar (mengeraminya), sedang kesadarannya memikirkan hal-hal yang lain.
d. Tahap pengertian
Tahap diperolehnya insight atau yang bisa disebut aha erlibnis. Ciri khas dari tahap ini adalah adanya sinar penerangan (iluminasi) yang mendadak menyadarkan orang yang akan ditemukannya jawaban.
e. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, ide-ide yang dihasilkan diperiksa dengan teliti serta dengan kritis memisahkan ide-ide yang kurang berguna, tidak sesuai ataupun yang terlalu mahal biayanya bila dilaksanakan.
Kreativitas dan inteligensi mempunyai perbedaan. Orang yang kreatif belum tentu inteligensinya tinggi, dan sebaliknya. Para peneliti membuat empat variasi hubungan kreativitas dengan inteligensi, yaitu:
a. Kreativitas rendah, inteligensi rendah;
b. Kreativitas tinggi, inteligensi tinggi;
c. Kreativitas rendah, inteligensi tinggi;
d. Kreativitas tinggi, inteligensi rendah.
Orang yang kreatif tidak takut dengan semakin sempitnya lapangan kerja,
karena orang kreatif dapat menciptakan lapangan kerja untuk dirinya
sendiri maupun orang lain.
4. Pengertian dari arti Inovasi
Inovasi, yaitu penemuan atau terobosan ayang menghasilkan produk baru yag belum pernah ada sebelumnya atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada dengan cara yang baru. Sebuah inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif. Cara berpikir inovatif merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.
5. Prinsip-pronsip Inovasi
a. Prinsip keharusan
1) Keharusan menganalisis peliang.
2) Keharusan memperluas wawasan
3) Keharusan untuk bertindak efektif
4) Keharusan untuk tidak berpikir muluk.
b. Prinsip larangan
1) Larangan untuk berlagak pintar.
2) Larangan untuk rakus.
3) Larangan untuk berpikir terlalu jauh ke depan.
c. Mengembakan cara berpikir inivatif
1) Biasakan memiliki mimpi.
2) Perkayalah sumber ide.
3) Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan.
4) Tumbuhkan sikap empati.
3. Sumber Daya yang dibutuhkan
A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses kegiatan dari seorang pimpinan yang harus dilakukan
dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang ilmiah maupun praktis untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan melalui kerja sama orang-orang
lain sebagai sumber tenaga kerja, serta memanfaatkan sumber-sumber lainnya dan
waktu yang tersedia dengan cara yang tepat.
B. Alat-alat Manajemen
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehhidupan manusia, mengapa
demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bias
terlepas dari prinsip-prinsip manajemen. Baik langsung maupun tidak langsung,
baik disadari maupun tidak disadari manusia menggunakan prinsip-prinsip dari
manajemen. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di Benua
Eropa Barat dan Amerika. Di mana di Negara-negara tersebut sedang dilanda
revolusi yang dikenal dengan nama Revolusi Industri, yaitu perubahan-perubahan
dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan
masyarakat sudah sudah semakin maju dan kebutuhan-kebutuhan sudah semakin
banyak dan beragam jenisnya.
Manajemen diperlukan dalam segala bidang, bentuk dan organisasi serta tipe
kegiatan, di mana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam mengartikan dan mendefinisikan manajemen ada berbagai ragam, ada yang
mengartikan dengan ketatalaksanaan, manajemen pengurusan dan lain sebagainya.
Manajemen merupakan koordinasi semua sumber daya melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Yang
diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari
men,money,methods,materials,machine, and market, disingkat dengan 6M dan semua
aktifitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
1. Man (SDM)
Manusia yaitu orang yang menggerakan dan melakukan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai tujuan organisasi, termasuk juga mendayagunakan sumberdaya
lainnya. Manusia merupakan penggerak utama untuk menjalankan fungsi-fungsi
manajemen. Sumber daya manusia yaitu segenap potensi yang dimiliki oleh
manusia. Potensi yang dimiliki setiap manusia berbeda satu sama lain, untuk itu
dibutuhkan pengelolaan agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya
dan dapat mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk
kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang
berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Manusia atau yang sering disebut dengan sumber daya manusia, termasuk di
dalamnya termasuk sumber daya otak (brain). Di dalam manajemen unsur manusia
merupakan yang paling utama. Sebab semuanya berasal dari manusia. Manusia di
dalam manajemen mencakup semua faktor yang mempengaruhi, mewarnai dan
melingkupi. Unsur manusia meliputi beberapa hal yang harus diperhatikan
meliputi:
·
Jumlah, harus sesuai dengan formasi dan kebutuhan
·
Persyaratan, seperti kemampuan, pendidikan, keterampilan, pengalaman
·
Komposisi, misalnya unsur pimpinan, unsur pelaksana, teknis, unsur
administrasi
2. Money (Uang)
Uang adalah factor yang amat penting, bahkan menentukan didalam setiap
proses pencapaian tujuan,tentulah tidak dapat disangkal lagi. Setiap program,
setiap kegiatan atau rutin maupun proyek, besar maupun kecil, semua itu tidak
akan terlaksana tanpa adanya penyediaan uang atau biaya yang cukup.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari
suatu organisasi.
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang
dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang di definisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
3. Materials (Materi)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machines (Mesin)
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. Machine atau Mesin
digunakan ukt memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja. Digunakannya mesin-mesin dalam suatu
pekerjaan adalah untuk menghemat tenaga dan fikiran manusia didalam melakukan
tugas-tugasnya baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat insedental, baik
untuk pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis industry (engineering) maupun
yang bersifat teknis paperwork.
5. Method (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara
kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.
6. Market (Pasar)
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatanusaha yang ditunjukkan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam
arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Market atau Pasar merupakan faktor yang selalu berubah-ubah sesuai permintaan
pasar dan bukan merupakan kebijakan dari manajemen. Demikian pula dengan Method
atau tata kerja yang merupakan pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama
tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan dari organisasi dapat tecapai
secara efektif dan efisien. Maka dapat disimpulkan bahwa Methods hanyalah cara
yang dipergunakan sedangkan Market adalah wahana untuk memperluas sasaran dari
kegiatan tersebut.
Selain 6M diatas ( men, money, materials, machines, method, dan markets),
masih banyak alat-alat manajemen yang lainnya, antara lain 4 P, yaitu product,
price, placement dan promotion.
1. Product (produk)
Produk adalah semua hal yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi agar dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi
langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber.
Cara termudah adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang
ingin dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar mengenai
kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut
diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat bagi wirausaha mengenai
prospek pasar yang akan dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan oleh
target pasar.
Adapun produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
Berdasarkan pengertian tersebut produk bukan hanya berbentuk barang saja tetapi
juga berupa jasa asalkan dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumennya.
2. Price (harga)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan yang
kita inginkan. Yaitu menganggap harga sebagai suatu perbandingan formal yang
mengindikasikan kuantitas uang yang diperlukan untuk memperoleh suatu jumlah
barang dan jasa. Oleh karena itu penetapan harga pada suatu barang sangat
diperlukan dalam strategi pemasaran karena perusahaan yang mampudengan jitu
menetapkan harga tentunya akan dapat hasil yang memuaskan.
Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Cara yang umum
digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari
awal disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki berbagai komponen
biayanya sendiri, dari awal produksi hingga produk tersebut dipajang di rak-rak
display penjualan. Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan
menambahkan presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut
dianggap sebagai keuntungan. Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata
margin di pasaran. Menggunakan metode ini memiliki kelemahan sendiri. Produk
akan mengalami krisis keunikan (uniqueness) dimana keunikan yang memiliki daya
pembeda produk dari saingannya luput diperhitungkan. Keunikan justru mampu
membantu produk agar memiliki harga premium di pasar.
4. Langkah- Langkah Penyusunan Perencanaan Usaha
Seperti diketahui untuk memulai sebuah usaha diperlukan sebuah rencana
bisnis yang matang, anda harus meluangkan waktu untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang berhubungan dengan usaha nantinya, mulailah dengan
mencatat apa saja yang terlintas di pikiran anda, kemudian cari informasi dan
data-data lainnya, apa saja yang harus disertakan dan apa saja yang tak perlu
disertakan, bagaimana melengkapi dan dimana anda dapat mendapatkan
sumber-sumber informasi untuk menyusun rencana bisnis yang baik.Ada tujuh komponen dalam menyusun rencana bisnis (Business Plan), semua bagian tersebut penting, saling terkait dan berhubungan dalam kegiatan perencanaan bisnis sehingga menghasilkan sebuah persiapan yang baik untuk memulai bisnis. Wartawirausaha kali ini akan membahas secara singkat tentang bagaimana membuat rencana bisnis yang sederhana, tentu konsep ini dapat anda kembangkan sesuai kebutuhan agar dapat menemukan konsep yang paling cocok dan fleksibel. Dalam artikel kedua juga kami sertakan contoh gambaran sederhana menyusun rencana bisnis membuat situs marketplace. Berikut adalah komponen-komponen penting dalam menyusun sebuah rencana bisnis.
1. Ulasan Deskripsi Bisnis
Disini anda harus menjelaskan secara singkat apa bidang usaha yang akan dijalankan. Tuliskan potensi produk anda saat ini dan kemungkinannya dimasa depan. Juga berikan informasi peluang pasarnya serta perkembangan produk untuk bisa bertahan dan menyesuaikan dengan pasar yang ada.
2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang akan dijalankan haruslah merupakan hasil analisa pasar yang telah dilakukan dengan cermat. Analisa pasar adalah kekuatan yang harus anda gunakan untuk menciptakan target pembeli, anda harus memahami seluruh aspek yang berkaitan dengan pasar sehingga target penjualan dapat ditentukan (kemana produk anda akan dipasarkan).
3. Analisa Pesaing
Analisa Pesaing digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing anda dalam satu pasar yang sama. Setelah menemukan kekuatannya, kemudian mencari strategi untuk memasarkan produk dengan cara yang berbeda dengan pesaing. Anda juga harus mencari strategi untuk menghalangi pesaing masuk dan meniru strategi yang sama dengan anda.
Demikian juga dengan kelemahan yang ditemukan, dapat dieksploitasi dengan mengembangkan produk yang lebih baik dari pesaing anda.
4. Rencana Desain dan Pengembangan
Rencana desain dan pengembangan dperlukan untuk menunjukkan tahap perencanaan produk, grafik pengembangan dalam konteks produksi dan penjualan. Ini berguna untuk membuat rencana anggaran biaya produksi yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Rencana Operasional dan Manajemen
Rencana operasional dan manajemen dibuat untuk menjelaskan bagaimana usaha akan berjalan dan berkelanjutan. Rencana operasional akan berfokus pada kebutuhan logistik perusahaan, misalnya bermacam tugas dan tanggung jawab tim manajemen, bagaimana prosedur penugasan antar divisi dalam perusahaan serta kebutuhan anggaran dan pengeluaran yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
6. Pembiayaan
Faktor pembiayaan menjadi unsur penting dalam sebuah rencana bisnis. Darimana sumber dana berasal, bagaimana mengatur anggaran agar efisien namun tetap dapat mengoperasikan seluruh divisi dalam perusahaan agar berjalan lancar.
7. Kesimpulan Usaha
Yang terakhir disusun adalah kesimpulan dari seluruh kerangka bisnis plan. Anda dapat menampilkan jadwal waktu tiap komponen diatas akan dilakukan, perkiraan waktunya dan hal-hal penting lainnya yang akan mendukung segala aktifitas dalam memulai usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment