Materi Prakarya Evaluasi Hasil Usaha



A. Komponen Evaluasi Hasil Usaha

Evaluasi Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi.

 Suatu  usaha  dikatakan  berhasil  apabila usaha  tersebut  dapat  memenuhi  kewajiban membayar bunga modal,  alat - alat luar yang digunakan,  upah  tenaga kerja  luar serta sarana produksi yang lain dan  termasuk  kewajiban  pada  pihak  ketiga.
           
Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang?  Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan.

Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.

1)Tujuan Evaluasi Kelayakan Usaha
Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa kegunaan dari studi kelayakan, yaitu: (1) Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya, (2) Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (Umar : 2003)

2)Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha
Secara umum studi kelayakan usaha akan mencakup beberapa aspek yaitu: aspek pemasaran, aspek teknis, aspek finansial, aspek legal dan aspek lingkungan. Dalam kenyataan tidak semua aspek harus diteliti, hanya aspek yang dibutuhkan saja yang perlu dianalisis lebih lanjut. Untuk kasus ini hanya meneliti aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial saja.

3)Monitoring Dan Evaluasi Usaha
Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing). Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?

1. Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.

2. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).

3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.

4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?

         Menjalankan usaha tanpa melakukan evaluasi, seperti anda berpergian ketempat asing tanpa peta atau petunjuk jalan.
         Anda tidak akan pernah tau perkembangan usaha atau tujuan anda tanpa adanya evaluasi.
         Evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui posisi usaha anda sekarang ataupun untuk menjad ipatokan dalam mengembangkan usaha.
         Pengembangan Evaluasi usaha dengan Kelayakan Usaha

Investasi adalah pengeluaran dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan penerimaan manfaat di masa mendatang. Dikarenakan investasi berkaitan dengan pengeluaran dana di saat sekarang dan manfaatnya baru akan diterima di masa mendatang, maka investasi berhadapan dengan resiko dan diperlukan suatu penilaian kelayakan terhadap pelaksanaan investasi tersebut, yang dapat dilakukan sebelum maupun saat investasi sedang berjalan. Penilaian kelayakan investasi dalam periode sedang berjalan (proyek sedang berlangsung) disebut dengan evaluasi kelayakan investasi.


1. Analisa Aspek Pasar
Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan.
a. Penentuan Pasar
Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu :
a. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar.
b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu
c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004)

b. Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1. Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial smoothing.
2. Metoda Kualitatif
Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode yang digunakan yaitu
metode eksploratori dan metode normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal
pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode normatif bermula dari
kondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.
3. Peramalan Tanpa Data Statistik
a. Peramalan analisis menurut sektor pemakai
b. Memperhatikan faktor-faktor politik
c. Evaluasi akhir ukuran pasar


2. Analisa Aspek Teknis
Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan
kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi
antara lain:
1. Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen.
2. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produks yang ekonomis.
3. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya.
4. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
5. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan baik.

3. Analisis Aspek finansial
Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari suatu
perusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada, harus memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya.
Pentingnya Evaluasi :

-          Mengetahui Posisi Usaha Anda. 50%
-          Mengetahui Kemajuan Usaha anda. 24%
-          Mengambil langkah Perbaikan/ Pengembangan Usaha 16%
-          Target Usaha andaSelanjutnya. 10%

4. Metoda Evaluasi Usaha :

1.      Menggunakan daftar pertanyaan untuk menganalisis masalah.
2.      Menggunakan laporan kinerja organisasi.
3.      Menyusun flow-chart untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinanterjadi resiko pada masing-masing tahap.
4.      Inspeksi langsung.
5.      Melakukan interaksi intensif dengan unit-unit.
6.      Mengadakan benchmarking dengan pihak luar untuk berbagi pengalaman.
7.      Melakukan analisis terhadap bentuk-bentuk kerjasama.
8.      Melakukan analisis lingkungan (ansos)

5. Aspek Evaluasi :

-          Umum             :  Strategi, Disain organisasi
-          Operasional     :  Pemasaran,SDM, Operasi, Keuangan


6. Level Evaluasi :

1.      National
  Adalah  batas atas (upper level) besarnya masalah.
2.      Sensitivitas
Adalah kepekaan variable target akibat pergerakan variable yang ada berkolerasi.
3.      Volatilitas
  Adalah variasi/naik turunnya variable target.
4.      Penyimpangan Bawah
5.      Adalah penyimpangan negatif/kasus terburuk (worstcase) dari variable target.

7. Dalam melakukan evaluasi banyak istilah – istilah yang harus dipahami :

1.   Produksi  total (Y)  yaitu jumlah produksi per  usaha  dengan satuan kg.
2.   Harga Produksi (P) yaitu  Harga produksi per unit dengan  satuan Rp/kg.
3.   Penerimaan  atau  nilai produksi ( R atau S ) yaitu jumlah produksi dikalikan harga produksi dengn satuan Rp.
4.   Biaya varibel (VC) yaitu biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakn bahan baku yang habis dalam satu kali produksi.
5.   Biaya variabel per unit ( AVC ) yitu total biaya variabel dibagi dengan total produksi dengan satuan ( Rp/Kg ).
6.   Biaya tetap (FC) yaitu biaya sewa lahan , pajak lahan,  biaya bunga,  penyusutan per usaha  dengan satuan Rp.
7.   Biaya total (TC atau C) yaitu  jumlah  biaya  variabel dan  biaya tetap per usaha  dengan satuan Rp.
8.   Pendapatan (I) yaitu  selisih  antara  penerimaan  dengan  total  biaya per usaha  dengan satuan Rp.
9.   Keuntungn ( л ) yaitu  pendapatan  dikurangi  upah  tenaga  kerja  keluarga (w)  dan  bunga  modal sendiri  per usaha dengan satuan Rp.

Evaluasi Kinerja, yang memberikan majikan dengan kesempatan untuk menilai kontribusi karyawan mereka untuk organisasi, sangat penting untuk mengembangkan tim kerja yang kuat. Namun dalam beberapa praktek, praktek dokter dan manajer menempatkan evaluasi kinerja di bagian belakang kompor, sering karena waktu yang terlibat dan kesulitan mengkritisi karyawan dengan siapa mereka bekerja sama. Manfaat dari evaluasi kinerja lebih besar daripada tantangan ini, meskipun. Ketika dilakukan sebagai bagian dari sistem evaluasi kinerja yang mencakup bentuk evaluasi standar, tolok ukur kinerja standar, pedoman untuk memberikan umpan balik, dan prosedur disiplin, evaluasi kinerja dapat menegakkan batas-batas yang dapat diterima kinerja, mempromosikan pengakuan staf dan komunikasi yang efektif dan memotivasi individu untuk melakukan mereka terbaik bagi diri mereka sendiri dan praktek.
Tujuan utama dari sistem evaluasi kinerja adalah untuk memberikan pengukuran adil kontribusi karyawan untuk tenaga kerja, menghasilkan dokumentasi penilaian yang akurat untuk melindungi karyawan dan majikan, dan memperoleh tingkat tinggi kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan. Untuk membuat sistem penilaian kinerja dalam praktek Anda, ikuti lima langkah:
1.       Mengembangkan bentuk evaluasi.
2.      Identifikasi pengukuran kinerja.
3.      Set pedoman untuk umpan balik.
4.      Buat disiplin dan pemutusan prosedur.
5.      Atur jadwal evaluasi.

Mengembangkan bentuk evaluasi.
Evaluasi Kinerja harus dilakukan secara adil, konsisten dan obyektif untuk melindungi kepentingan karyawan Anda dan untuk melindungi praktek Anda dari tanggung jawab hukum. Salah satu cara untuk memastikan konsistensi adalah dengan menggunakan formulir evaluasi standar untuk evaluasi masing-masing. Bentuk yang Anda gunakan harus fokus hanya pada bidang kinerja pekerjaan penting. Membatasi area fokus membuat penilaian lebih bermakna dan relevan dan memungkinkan Anda dan karyawan untuk mengatasi isu-isu yang paling penting. Anda tidak perlu menutup setiap detail kinerja seorang karyawan dalam evaluasi.
Untuk posisi staf kebanyakan, area kinerja pekerjaan yang harus disertakan pada formulir evaluasi kinerja adalah pengetahuan pekerjaan dan keterampilan, kualitas kerja, kuantitas kerja, kebiasaan kerja dan sikap. Di setiap daerah, penilai harus memiliki berbagai deskriptor untuk memilih dari (misalnya, jauh di bawah persyaratan, di bawah persyaratan, memenuhi persyaratan, melebihi persyaratan, jauh melebihi kebutuhan). Tergantung pada bagaimana deskripsi yang spesifik, sering kali penting bahwa penilai juga memiliki ruang pada bentuk untuk memberikan alasan di balik rating-nya.

Identifikasi pengukuran kinerja.
Standar pengukuran kinerja, yang memungkinkan Anda untuk mengevaluasi kinerja karyawan secara obyektif, dapat mengurangi jumlah waktu dan stres yang terlibat dalam mengisi formulir evaluasi. Meskipun mengembangkan langkah-langkah ini dapat menjadi salah satu bagian memakan waktu lebih banyak untuk menciptakan sistem evaluasi kinerja, itu juga salah satu yang paling kuat.
. Jika Anda memiliki deskripsi pekerjaan saat ini untuk tiap posisi dalam latihan Anda, Anda telah mengambil langkah pertama menuju menciptakan tolok ukur kinerja standar, yang pada dasarnya jumlah tertentu dan tujuan kualitas yang melekat pada tugas-tugas yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan. Sebuah uraian pekerjaan sendiri dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam evaluasi jika, misalnya, Anda sedang menilai apakah keterampilan karyawan sesuai dengan kebutuhan posisi. Namun ukuran kinerja standar mengambil deskripsi pekerjaan satu langkah lebih lanjut. Sebagai contoh, satu tugas yang tercantum dalam uraian pekerjaan resepsionis mungkin memasuki pendaftaran pasien baru dan diperbarui ke dalam komputer.


ukuran kinerja standar dapat bahkan objektif mengukur beberapa daerah kerja yang lebih subyektif kinerja, seperti kebiasaan kerja. Sebagai contoh, Anda dapat menetapkan ukuran yang obyektif untuk pertemuan dengan mendefinisikan jumlah kali diterima seorang karyawan bisa lambat atau tidak selama jangka waktu tertentu.
Namun, ukuran kinerja standar tidak selalu bekerja untuk daerah subyektif lainnya, seperti sikap. Dalam kasus ini, itu masih penting untuk seobjektif mungkin dalam evaluasi Anda. Jangan mencoba untuk menggambarkan sikap, misalnya, melainkan menggambarkan perilaku karyawan, yang adalah apa yang menyampaikan sikap, dan konsekuensi dari perilaku untuk berlatih . Sebagai contoh: "karyawan ini telah gagal untuk mendukung rekan kerja. Ketika anggota lain dari departemennya tidak ada, ia menolak untuk mengambil tugas-tugas tambahan yang diperlukan untuk memproses pasien secara tepat waktu .” Perilaku ini menyebabkan backlog pasien, tempat beban pada staf dan kompromi kerja sama tim yang efektif. "
Untuk mulai mengembangkan ukuran kinerja standar dalam praktek Anda, meninjau deskripsi pekerjaan untuk setiap posisi dan pilih komponen-komponen kunci dari pekerjaan yang secara khusus dapat diukur. Kemudian, kerja dengan karyawan di setiap posisi untuk mengumpulkan data kuantitatif, meneliti pola-pola historis volume dan menentukan pengukuran kualitatif yang mencerminkan praktek misi dan tujuan. Tergantung pada seberapa besar latihan Anda dan berapa banyak posisi perlu tolok ukur kinerja standar, Anda mungkin ingin memilih sebuah komite untuk mengembangkannya. Kemudian, dengan bantuan dari karyawan di setiap posisi, supervisor harus menjaga mereka. Ini penting untuk menjaga deskripsi pekerjaan dan standar ukuran kinerja lancar mungkin. Jika tidak, ketika pekerja tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, Anda tidak dapat memastikan apakah ia memiliki masalah kinerja atau apakah harapan Anda dari posisi menjadi tidak realistis berdasarkan volume meningkat atau perubahan keadaan.

Set pedoman untuk umpan balik.
Umpan balik apa evaluasi kinerja semua tentang. Jadi sebelum Anda menerapkan sistem evaluasi kinerja Anda, pastikan bahwa setiap orang yang akan melakukan evaluasi tahu apa umpan balik untuk memberikan, bagaimana memberi dan bagaimana mendapatkannya dari karyawan kembali.
Berikan umpan balik seimbang. Jangan membuat kesalahan umum glossing atas karyawan sebuah kekurangan dan hanya berfokus pada atau dia kekuatannya . Hal ini dengan memahami kelemahan mereka bahwa karyawan dapat mengambil kepemilikan kinerja dan peran mereka dalam praktek. Dan ketika mengingat dukungan yang mereka butuhkan untuk melakukan perbaikan di wilayah ini, karyawan belajar untuk mengambil kebanggaan dalam pekerjaan mereka dan bersedia untuk menghadapi tantangan baru dengan percaya diri. Garis Besar harapan untuk perbaikan. Bila Anda menangani bidang-bidang perbaikan yang diperlukan, garis besar harapan Anda untuk perbaikan dan bagaimana Anda berniat untuk membantu karyawan menemui mereka. Sebagai contoh, jika seorang karyawan berbicara kasar dengan karyawan lain dan tampaknya tidak toleran dengan pasien, memberikan karyawan beberapa contoh perilaku nya dan menawarkan beberapa saran untuk mengatasi masalah ini, seperti sesi role-playing atau keterampilan komunikasi / layanan pelanggan workshop atau seminar. Tentukan batas-batas dengan membiarkan karyawan tahu apa yang dapat diterima dan apa yang tidak akan ditoleransi, dan kemudian menetapkan rencana untuk memantau kinerja dan re-evaluasi karyawan.
Mendorong umpan balik dari karyawan,. Setelah Anda telah mendiskusikan hasil evaluasi dengan karyawan mendorong dia untuk memberikan Anda beberapa umpan balik nondefensive. Mintalah karyawan apakah dia setuju dengan penilaian Anda, dan / atau mengundang saran untuk perbaikan. Sebagai contoh: "Anda tampaknya menjadi tidak sabar dan pendek dengan pasien ketika dokter terlambat. Karena ada kalanya terlambat tidak bisa dihindari, bagaimana Anda menyarankan kita menangani hal ini untuk menghindari reaksi seperti itu "Hal ini harus mengarah untuk pertukaran informasi terbuka yang akan memungkinkan Anda dan karyawan untuk lebih memahami sudut pandang masing-masing?.

Disiplin dan pemutusan prosedur.
Dalam beberapa kasus, bahkan setelah evaluasi kinerja menyeluruh dan diskusi perbaikan yang diharapkan, seorang karyawan akan terus berkinerja buruk. Anda harus siap untuk menangani situasi seperti itu dengan memiliki yang jelas, prosedur tertulis disiplin dan pemutusan hubungan di tempat. Prosedur ini perlu menguraikan tindakan yang akan diambil jika kinerjanya memburuk - peringatan lisan, peringatan tertulis jika tidak ada perbaikan atau kambuh, dan pengakhiran jika situasi tidak akhirnya diselesaikan.
Ini harus diberikan secara pribadi, dengan perilaku atau alasan untuk disiplin jelas. Sebagai contoh: "Aku mengamati Anda berbicara tidak hormat kepada karyawan lain di meja depan. Kau bilang dia mati otak dan melemparkan grafik padanya. Kami tidak akan mentolerir hormat di tempat kerja. Selain itu, ledakan ini bisa mendengar dari ruang resepsi. Jika hal ini terjadi lagi, laporan akan ditulis dan ditempatkan dalam file Anda. Apakah Anda memahami pentingnya "Setelah diberikan peringatan lisan?, Memungkinkan karyawan untuk menanggapi, tetapi membiarkan singkat tukar.
Teguran tertulis. Bagaimana Anda menangani peringatan tertulis memainkan peran penting dalam keberhasilan disiplin dan pemutusan prosedur Anda. Ini adalah waktu untuk membuat jelas kepada karyawan seberapa serius masalah kinerja nya . Sayangnya, banyak praktek gagal untuk melakukan ini dan / atau untuk menindaklanjuti dengan pemutusan jika perlu. Setelah peringatan tertulis adalah kesalahan penanganan dengan cara ini, tidak lagi memiliki manfaat apapun . Standar A, ditulis, bentuk peringatan harus mencakup sebagai berikut:
· Penjelasan mengenai perilaku atau masalah yang mencakup temuan obyektif,
· Para terukur tindakan dan perubahan yang diharapkan karyawan,
· Dukungan majikan akan memberikan untuk perbaikan,
·  Penjelasan tentang apa yang akan terjadi (misalnya, waktu off dibayar atau terminasi) dan ketika (misalnya, setelah satu kejadian lebih atau dua) jika peringatan tersebut tidak diperhatikan,
· Tanda tangan dari karyawan dan penilai dan tanggal peringatan.

  Pemutusan. Jelaskan alasan pemutusan tetapi melakukannya sebentar dan obyektif untuk menghindari masuk ke sebuah diskusi yang rumit yang menempatkan Anda dalam posisi defensif. Validasi karyawan sebagai pribadi, mungkin dengan memberikan suatu pandangan yang positif potensi karyawan dalam pasar kerja. Sebagai contoh, meskipun seorang karyawan mungkin telah menjadi petugas file buruk untuk Anda karena dia tidak memperhatikan detail, karyawan mungkin memiliki kepribadian ramah yang akan membuatnya atau operator telepon yang baik. Juga, membiarkan karyawan tahu apa yang akan terjadi dari setiap liburan yang masih harus dibayar atau cuti sakit, tunjangan pensiun, dll undang-undang negara Anda Ketahui tentang masalah ini. Akhirnya, tanyakan apakah karyawan memiliki pertanyaan lebih lanjut dan kemudian membantu karyawan dalam mengambil semua harta nya dan meninggalkan dengan sebagai martabat sebanyak mungkin. Jika Anda menangani pemutusan baik, Anda cenderung tidak memiliki karyawan yang ingin "membalas dendam" dengan badmouthing Anda dalam komunitas atau membalas dendam hukum.

Atur jadwal evaluasi.
Setelah Anda telah membangun sistem evaluasi kinerja Anda - formulir evaluasi, pengukuran kinerja, pedoman umpan balik dan prosedur disipliner - Anda hanya perlu memutuskan kapan untuk melakukan evaluasi kinerja. Beberapa praktek melakukan semua evaluasi karyawan pada saat yang sama tahun, sementara yang lain melakukan mereka dalam waktu 30 hari ulang tahun masing-masing karyawan kerja (yang terakhir mungkin bekerja lebih baik karena menyebar karya evaluasi keluar untuk majikan dan karyawan). Namun Anda memutuskan untuk jadwal evaluasi, pastikan bahwa setiap penilai konsisten memenuhi batas waktu evaluasi tunggakan .  Mengabaikan karyawan akan membuat mereka merasa mendevaluasi dan dapat melukai moral dan kinerja. Analisis terakhir
Sistem evaluasi kinerja harus merupakan komponen kunci dari struktur latihan Anda. Bila diterapkan secara efektif, hal ini menjamin keadilan dan akuntabilitas, mendorong pertumbuhan dan pembangunan dan mendorong rasa bangga kontribusi karyawan Anda 'untuk latihan.

Kapan Melakukan Evaluasi Usaha
            Evaluasi memiliki periode yang dapat dilakukan, waktu yang tepat dalam melakukan evaluasi.Evaluasi terhadap perkembangan usaha dapat dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu :

1. Secara rutin/berkala.

Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.

2. Secara Insidental

Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.

Hal-Hal yang Perlu Dievaluasi :
Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.

1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik
2. Membuat visi dan misi bisnis
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan.
5. Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen.
6. Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
7. Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand


Hambatan dalam Berwirausaha dan Solusinya

 Hambatan dan kesulitan memang selalu ada setiap kita hendak membuka usaha atau pun ketika usaha itu sudah berjalan. Berdasarkan pengalaman saya  hambatan dalam berwirausaha itu dapat di bagi menjadi dua. Yaitu hambatan ketika hendak membuka usaha, dan hambatan dalam mengelola usaha.
Kedua hambatan tersebut seolah tidak bisa lepas dari seorang wirausahawan. Sebagai wirausahawan tentulah kita di tuntut untuk selalu sabar. Karena sebuah usaha ada pasang-surutnya dan ada pula saat ramai dan saat sepi. Maka  dari itu untuk meraih kesuksesan dengan menjadi seorang wirausahawan, sangat di butuhkan kesabaran.
Hambatan dalam menjadi wirausaha bisa datang kapan saja. Artinya hambatan tersebut tidak bisa di tebak kapan akan datang. Hambatan dan rintangan dapat muncul tanpa kita dapat merasakannya pertanda apapun. Namun tidak semua hambatan demikian. Ada pula hambatan yang bisa di prediksi kapan datang dan perginya. Yang terpenting kita sebagai seorang wirausahawan tentulah harus selalu siap menghadapinya.

Hambatan biasanya datang karena adanya suatu objek yang di tuju. Dan objek adalah usaha, jadi dengan ini dapat di pahami usaha dan hambatan bisa di katakan sebagai kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Namun  meski demikian hambatan dalam usaha bukan berarti menumbangkan kita dan memberhentikan kita menjadi wiraswasta.

Ingat, sebuah masalah tentu ada solusinya. Berikut saya akan ajak anda untuk menganalisis masalah-masalah dalam berwirausaha sekaligus beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

1) Masalah ketika memulai suatu usaha
Dalam memulai usaha tentu banyak sekali mengalami hambatan. Awal membuka usaha ini adalah penentu kita dalam menjalankan kesuksesan. Kita akan diuji dengan ujian yang bermacam-macam jenis dan rupanya.

Bila kita tidak mempunyai sebuah kesabaran dalam menghadapinya maka keinginan kita untuk menjadi sebuah
wirausahawan yang sukses hanya sekedar mimpi. Hambatan yang paling mendasar dalam membuka usaha adalah sebuah kebimbangan.

Di mana orang terkadang bingung mau membuka usaha apa.  Memulainya juga dengan penuh ragu-ragu sehingga tidak jadi untuk memulai dan berhenti di tengah jalan. Padahal sebenarnya peluang usaha itu banyak, tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut. Bila kita terus di bayangi sebuah keraguan maka kita tidak akan pernah menjadi seseorang yang sukses.

Adapun hambatan lain dalam memulai suatu usaha adalah modal. Modal memang menjadi kendala utama para calon pengusaha dalam memulai usahanya. Tanpa adanya modal maka mustahil seorang bisa menjadi pengusaha. Modal menjadi akses utama atau pun pintu dalam membuka pintu kesuksesan.

Setiap permasalahan tentulah mempunyai sebuah solusi . maka dari itu kita sebagai manusia hanyalah perlu sabar sambil mencari solusinya. solusi dapat di cari dengan sebuah pemikiran yang dingin. Artinya kita tidak bisa mencari solusi tersebut dengan nafsu dan terburu-buru. Carilah solusi dengan santai dan kepala yang dingin.

Adapun keraguan dalam memulai suatu usaha itu sesuatu hal yang biasa. Namun kita tidak boleh larut dalam keraguan tersebut. karena dengan adanya keraguan di dalam hati maka kita tidak akan merasakan sebuah keberhasilan. Mulailah usaha anda dengan penuh percaya diri, dengan demikian anda bisa mendapatkan kesuksesan.

Usaha memang menjadi penentu usaha anda dapat di mulai. Di mana tanpa adanya modal usaha anda tidak akan pernah bisa di mulai. Meski demikian kita masih bisa mencari sebuah solusi tentang modal. Modal dapat di cari dengan cara meminjam. Kita dapat meminjam modal kepada teman, saudara, atau pun lembaga keuangan.

2) Kesulitan dalam mengelola usaha
Selain dari pada hambatan dalam memulai usaha , ada hambatan lagi yang menghadang. Di mana tidak kalah penting diwaspadai adalah hambatan dalam mengelola usaha. Dalam mengelola suatu usaha kita sering di bebankan dengan sebuah permasalahan yang timbul di dalam usaha tersebut

Konsumen yang sepi, di tuding menjadi sebuah hambatan dalam mengelola usaha. Di mana banyak dampak yang di timbulkan oleh sedikitnya konsumen yang datang ke tempat kita. Konsumen yang sedikit akan berakibat kerugian, hingga akhirnya bangkrut. Dan yang menyedihkan lagi bila usaha tersebut sepi pelanggan sampai berbulan-bulan.

Krisis modal, di mana krisis juga bisa diakibatkan oleh sedikitnya pelanggan yang datang ke tempat kita. Bila sudah krisis, jangankan mengambil keuntungan dari hasil usaha kita, untuk belanja saja tidak cukup. Bila sudah krisis maka tidak ada lagi yang perlu di lakukan, kita hanya perlu menunggu usaha kita benar-benar tutup bila tidak ada solusi. 

Ada sebuah solusi yang bisa di terapkan dalam usaha anda. Solusi ini akan membalik keadaan. Di mana kegelapan menjadi terang begitu pula usaha anda yang mengalami hambatan maka akan terselesaikan dengan adanya solusi. Solusi yang di pergunakan untuk memecahkan permasalahan ini tentu harus solusi yang efektif.

Di mana bila kita mengalami usaha yang kita jalankan konsumen-nya sangat sedikit. Tentu hal itu sangat menyedihkan bagi kita pribadi wirausahawan. Adapun bila kita mengalami demikian, periksa lagi usaha yang anda jalankan. Usaha yang kurang digandrungi konsumen memiliki masalah dalam struktur usaha tersebut.

Permasalahan tersebut biasanya berhubungan dengan kurangnya kepuasan konsumen.  Anda dapat memeriksa barang yang anda jual atau pun tempat anda. Pastikan semuanya tidak ada masalah. Dengan memeriksa permasalahan anda dapat mengetahui dari mana masalah itu terjadi, dan menemukan sebuah solusi.

Adapun mengenai masalah krisis yang timbul akibat kurangnya pelanggan. Di mana itu dapat diselesaikan dengan meminta bantuan dari pihak-pihak lain .pihak tersebut bisa teman, saudara, atau pun lembaga. Yang terpenting bila usaha anda sudah mengalami krisis ,jangan pernah malu untuk mencari bantuan . hal ini di lakukan demi stabilnya usaha yang anda kelola.

Demikian hambatan-hambatan yang sering di alami oleh wirausahawan. Hambatan tersebut dapat terselesaikan bila kita ada niat untuk menyelesaikanya. Karena sebuah hambatan tidaklah tanpa solusi. Setiap hambatan selalu mempunyai solusi.

Namun terkadang manusia menyerah sebelum solusi  tersebut ditemukan. Maka dari itu kita sebagai manusia haruslah di tuntut untuk sabar. Karena dengan kepala dingin kita akan dapat menemukan solusi. Tetap semangat, tetap belajar dan menjadi orang sukses berikutnya.


Perencanaan Pengembangan Usaha

Perencanaan pengembangan usaha adalah:
1.      Mengatur proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan pengadaan peralatan usaha untuk mencapai tujuan
2.      Keseluruhan proses hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditentukan
3.      Sebuah selling document tertulis yang disiapkan dan mengungkapkan daya tarik, serta harapan sebuah usaha atau bisnis kepada penyandang dana potensial.
4.      Perkembangan sistematis dari program tindakan dan ditujukan pada pencapaian tujuan usaha yang telah disepakati dengan proses analisis, dan seleksi di antara kesempatan-kesempatan pengembangan usaha yang ada
Prinsip-prinsip pengembangan usaha:
1.      Harus dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dilaksanakan
2.      Harus dibuat secara fleksibel dan realistis
3.      Harus mencakup semua aspek kegiatan usahanya
4.      Harus merumuskan cara-cara kerja efektif dan efisien
Manfaat perencanaan pengembangan usaha:
1.      Sebagai alat untuk membimbing jalannya pelaksanaan pengembangan usaha
2.      Mengamankan kelangsungan hidup pengembangan usaha
3.      Meningkatkan kemampuan manajerial dalam rangka pengembangan usaha
4.      Sebagai pedoman wirausaha dalam pelaksanaan pengembangan usaha
5.      Sebagai alat untuk mengetahui yang akan terjadi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
6.      Sebagai alat berkomunikasi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
7.      Sebagai alat untuk memperkecil risiko dalam pelasanaan pengembangan usaha
8.      Memperbesar peluang usaha dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
9.      Sebagai alat pengendalian pengembangan usaha
10.  Sebagai alat memudahkan bantuan kredit modal usaha dari bnak dalam arangka pengembangan usaha
Tujuan perencanaan pengembangan usaha
1.      Membantu wirausaha untuk berorientasi ke masa depan dalam pengembangan usaha
2.      Mengkoordinasikan keputusan dan menentukan gagasanndalam pengembangan usaha
3.      Membantu wirausaha meningkatkan akses pasar dan memperbesar pangsa pasar dalam pengembangan usaha
4.      Membantu wirausaha  meningkatkan akses dan penguasaan teknologi dalam pengembangan usaha
5.      Membantu wirausaha meningkatkan akses sumber modal usaha dan memperkuat struktur modal dalam pengembangan usaha
6.      Membantu wirausaha meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan usaha
5 langkah dasar proses perencanaan pengembangan usaha:
1.      Menganalisis lingkungan internal dan eksternal usahanya (SWOT analysis)
2.      Memformulasikan strategi pengembangan usaha jangka pendek dan jangka panjang (visi,misi, strategi, dan kewajiban)
3.      Menerapkan rencana strategi pengembangan usaha (program, anggaran, dan prosedur)
4.      Mengevaluasikna kinerja strategi perencanaan pengembangan usaha
5.      Melakukan follow-up dengan feed back yang berkesinambungan.
Faktor pendukung keberhasilan pengembangan usaha:
1.      Adanya perencanaan yang tepat, mantap, dan dapat dilaksanakan
2.      Visi dan misi serta dedikasi yang tinggi
3.      Sumber daya manusia yang tinggi
4.      Manajemen usaha yang handal, terampil, dan teknologi yang tinggi
5.      Komitmen yang tinggi
6.      Dana atau modal yang cukup
7.      Sarana atau prasarana yang lengkap
8.      Keterampilan dan pengalaman
9.      Kecocokan minat atau interest terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen
10.  Kepuasan konsumen
11.  Faktor internal dan eksternal berupa peningkatan akan barang dan jasa yang dipasarkan

Teknik Pengembangan Usaha
Teknik pengembangan usaha yang memanfaatkan sumber daya internal adalah untuk menciptakan kemampuan dan meningkatkan nilai tambah agar mencapai tujuan sumber daya usaha, diantaranya:
1.      Tanah, bahan baku, dan bangunan usaha
2.      Adanya bakat dan keahlian wirausaha dalam memimpin pengembangan usaha
3.      Modal yang cukup
4.      Manajemen yang diterapkan
5.      Tenaga kerja yang ahli dan terampil
6.      Teknologi yang diterapkan
7.      Kemitraan dan modal ventura
Langkah-langkah teknik pengembangan usaha:
Langkah I , wirausaha menetapkan gambaran pasaran hasil produksinya,sbb:
1.      Mencari konsumen yang dituju
2.      Menentukan banyaknya produk yang dibutuhkan konsumen
3.      Menetapkan harga jual sesuai daya beli konsumen
4.      Membuat ukuran modelnya dan macam produk yang diminati konsumen
5.      Menciptakan mutu produk dan manfaat yang diminati konsumen
6.      Menciptakan kemasan yang diminati konsumen
7.      Menciptakan selera dan minat konsumen serta tanggapan terhadap produk
Langkah II, wirausaha harus menciptakan saluran distribusi tepat, dengan cara:
1.      Disalurkan langsung kepada konsumen
2.      Disalurkan secara tidak langsung
3.      Disalurkan secara semi langsung
Langkah III, wirausaha harus dapat memproduksi produk, dengan cara:
1.      Membuat produk dengan menggunakan mesin
2.      Membuat kemasan yang menarik dan digemari konsumen
3.      Membuat warna produk yang menarik dan disenangi konsumen
4.      Membuat jenis dan bentuk produk yang diminati konsumen
5.      Membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat bagi konsumen
Langkah IV, wirausaha dapat mengawasi dan mengendalikan produk, sbb:
1.      Mengawasi dan mngendalikan hasil produk
2.      Membuat catatan hasil pengawasan/pengendalian produk terutama terkait kualitas dan manfaatnya.
Langkah V, wirausaha daapt mencari dan memperoleh bahan baku, dengan cara sbb:
1.      Memcari bahan baku dengan mudah
2.      Menyiapkan persediaan bahan baku dengan cukup
3.      Menyiapkan dan melaksanakan transportasi dengan baik
4.      Mencari dan mnyediakan tenaga kerja terampil
Langkah VI, wirausaha dapat memelihara sarana dan prasarana dengan cara:
1.      Meningkatkan pemeliharaan dan merawat fisik pabrik dan bangunan
2.      Mengoptimalkan pelaksanaan dan ketatausahaan, pembukuan, adminstrasi, dan peraturan pemerintah
3.      Menerapkan efisiensi penggunaan waktu pengembangan usaha, tenaga kerja, dan pembiayaan usaha.
4.      Melaksanakan dan menggunakan prinsip-prinsip ekonomis dan manajemen usaha.
Realisasi Pengembangan Usaha
a. Pengembangan usaha yang sudah adah, dapat dilakukan dengan  beberapa cara:
1.      Usaha yang sudah ada, produk yang ditawarkan bukan produk lama, tetapi produk baru atau produk yang sudah diperbarui menyangkut kualitas, model, desain, dan manfaat produk yang diminati dan disenangi oleh konsumen
2.      Strategi diversifikasi produk, wirausaha harus membuat produk baru yang berbeda dengan yang sudah ada agar diminati konsumen.
3.      Strategi penetrasi pasar, dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah yang lebih besar ke pasar lama.
4.      Strategi manajemen usaha, suatu transisi pengambilan keputusan manajerial dalam merealisasikan pengeambangan usaha.
5.      Strategi menyisihkan uang, dengan cara:
–          Memanfaatkan dana-dana penyusutan
–          Menyisihkan laba yang diperoleh
–          Penjualan aktiva yang tidak terpakai
–          Penjualan produk secara kontan (diskon)

b. Membeli perusahaan lain
Hal yang perlu diperhatikan:
      • Memeriksa kondisi fasilitas, peralatan mesin-mesin, dan badan hukumnya
      • Memeriksa semua dokumen-dokumennya
      • Menyelidiki apa yang menyebabkan pemilik perusahaan lama menjualnya
      • Menyelidiki bagaimana jalannya usaha perusahaan pada tahun-tahun terakhir.
      • Menyelidiki dan menghubungi para relasi usahanya terutama yang menyangkut perbekalan dan pemasarannya.

c. Stratetgi suksesi/alih generasi
Alih generasi penerus perusahaan biasanya diambil dari anggota keluarga atau teman, bahkan dari karyawan yang paling setia, prestatif, semangat potensial, dan mampu mengembangkan usaha. Ada 2 hal yang harus diperhatikan wirausaha dalam pengembangan strategi alih generasi, sbb:
    • Mendidik kader pemimpin yang potensial, berbakat, pintar, prestatif, aktif, inisiatif, dan produktif guna merealisasikan pengembangan usaha
    • Menyiapkan kader pengganti atau usaha dari perusahaan perseorangan menjadi firma, CV, atau PT

Comments

Popular posts from this blog

TEKNIK PENGOLAHAN BAHAN PANGAN

Perlawanan Aceh terhadap VOC

Manusia Purba Homo Rhodesiensis atau Homo Africanus

Cara Membuat Kotak Pensil dari Tempurung Kelapa