Materi Prakarya Evaluasi Hasil Usaha
A. Komponen Evaluasi Hasil Usaha
Evaluasi Usaha adalah Suatu aktivitas untuk melakukan
analisis kinerja suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya
adalah membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai
dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi.
Suatu usaha dikatakan
berhasil apabila usaha tersebut dapat memenuhi
kewajiban membayar bunga modal, alat - alat luar yang digunakan,
upah tenaga kerja luar serta sarana produksi yang lain dan
termasuk kewajiban pada pihak ketiga.
Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro
atau Usaha menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan
sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang
menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi
kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa
dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa
mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin
ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain.
Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut
ke belakang? Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah
sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha.
Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang
sudah dilaksanakan.
Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses
yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari
kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil
monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang
sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus
menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi
ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.
1)Tujuan Evaluasi Kelayakan Usaha
Evaluasi
kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana
dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa kegunaan
dari studi kelayakan, yaitu: (1) Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan
penggunaan dana yang dimilikinya, (2) Memperkecil resiko kegagalan investasi
dan bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (Umar :
2003)
2)Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan
Usaha
Secara umum
studi kelayakan usaha akan mencakup beberapa aspek yaitu: aspek pemasaran,
aspek teknis, aspek finansial, aspek legal dan aspek lingkungan. Dalam
kenyataan tidak semua aspek harus diteliti, hanya aspek yang dibutuhkan saja
yang perlu dianalisis lebih lanjut. Untuk kasus ini hanya meneliti aspek pasar,
aspek teknis dan aspek finansial saja.
3)Monitoring
Dan Evaluasi Usaha
Hal yang
menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia
mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat
maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah
melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing). Apa saja yang
perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis?
1. Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi
keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil
dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta
(modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa
rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang
diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan?
Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat.
Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang
sebenarnya.
2. Apakah Ada kemajuan atau
Kemunduran usaha
Posisi
keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran
sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi
keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah
usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan
membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya
dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya
seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau
pengembangan
Hasil
evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan
untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada
penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa
melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan
‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi
keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan
janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan
untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang
diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus
bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha
mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk.
Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki
usaha Anda.
4. Pikirkan target usaha Anda
selanjutnya
Evaluasi
sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan
target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan
pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas
diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda
dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan
perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan
kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka
penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target
apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini
saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan
ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?
•
Menjalankan usaha tanpa melakukan evaluasi, seperti
anda berpergian ketempat asing tanpa peta atau petunjuk jalan.
•
Anda tidak akan pernah tau perkembangan usaha atau
tujuan anda tanpa adanya evaluasi.
•
Evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui posisi usaha
anda sekarang ataupun untuk menjad ipatokan dalam mengembangkan usaha.
•
Pengembangan
Evaluasi usaha dengan Kelayakan Usaha
Investasi
adalah pengeluaran dana sejumlah tertentu pada saat sekarang untuk memungkinkan
penerimaan manfaat di masa mendatang. Dikarenakan investasi berkaitan dengan
pengeluaran dana di saat sekarang dan manfaatnya baru akan diterima di masa
mendatang, maka investasi berhadapan dengan resiko dan diperlukan suatu
penilaian kelayakan terhadap pelaksanaan investasi tersebut, yang dapat
dilakukan sebelum maupun saat investasi sedang berjalan. Penilaian kelayakan
investasi dalam periode sedang berjalan (proyek sedang berlangsung) disebut
dengan evaluasi kelayakan investasi.
1. Analisa
Aspek Pasar
Evaluasi
aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang
berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek
tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar
luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang
bersangkutan.
a. Penentuan
Pasar
Pasar
merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk.
Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk
mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu :
a. Pasar potensial adalah
sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran
pasar.
b. Pasar tersedia adalah
sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran pasar
tertentu
c. Pasar sasaran adalah
bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan
kita. (Chumaidiyah : 2004)
b. Peramalan
Permintaan
Metode
peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
1. Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data
kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial
smoothing.
2. Metoda Kualitatif
Metode ini tidak menggunakan data
berupa angka, metode-metode yang digunakan yaitu
metode eksploratori dan metode
normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal
pada saat ini dan masa lalu untuk
proyeksi masa datang. Metode normatif bermula dari
kondisi ideal dan melihat
kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.
3. Peramalan Tanpa Data Statistik
a. Peramalan analisis menurut sektor
pemakai
b. Memperhatikan faktor-faktor
politik
c. Evaluasi akhir ukuran pasar
2. Analisa
Aspek Teknis
Analisis
aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan
kebutuhan
usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis
teknologi
antara lain:
1. Jenis
teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan
keinginan pasar atau konsumen.
2. Teknologi
harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produks
yang ekonomis.
3. Pilihan
jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan
tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk
penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik
dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta
berpengaruh pada biaya.
4. Pemilihan
teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan
untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
5. Perlu
juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain
di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat
disetarakan dengan baik.
3. Analisis
Aspek finansial
Analisis
aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari
suatu
perusahaan
melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat
ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi
layak atau tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan,
diperlukan suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi
investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi
diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang
terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun
waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada,
harus memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan
proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa
manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai
dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang
atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya.
Pentingnya
Evaluasi :
-
Mengetahui Posisi Usaha Anda. 50%
-
Mengetahui Kemajuan Usaha anda. 24%
-
Mengambil langkah Perbaikan/ Pengembangan Usaha 16%
-
Target Usaha andaSelanjutnya. 10%
4. Metoda Evaluasi Usaha :
1.
Menggunakan daftar pertanyaan untuk menganalisis masalah.
2.
Menggunakan laporan kinerja organisasi.
3.
Menyusun flow-chart untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinanterjadi resiko pada
masing-masing tahap.
4.
Inspeksi langsung.
5.
Melakukan interaksi intensif dengan unit-unit.
6.
Mengadakan benchmarking dengan pihak luar untuk berbagi pengalaman.
7.
Melakukan analisis terhadap bentuk-bentuk kerjasama.
8.
Melakukan analisis lingkungan (ansos)
5. Aspek Evaluasi :
-
Umum :
Strategi, Disain organisasi
-
Operasional : Pemasaran,SDM, Operasi, Keuangan
6. Level Evaluasi :
1.
National
Adalah batas atas (upper level) besarnya masalah.
2.
Sensitivitas
Adalah
kepekaan variable target akibat pergerakan variable yang ada berkolerasi.
3.
Volatilitas
Adalah variasi/naik turunnya variable target.
4.
Penyimpangan Bawah
5.
Adalah penyimpangan negatif/kasus terburuk (worstcase) dari variable target.
7. Dalam melakukan evaluasi banyak
istilah – istilah yang harus dipahami :
1.
Produksi total (Y) yaitu jumlah produksi per usaha
dengan satuan kg.
2.
Harga Produksi (P) yaitu Harga produksi per unit dengan satuan
Rp/kg.
3.
Penerimaan atau nilai produksi ( R atau S ) yaitu jumlah produksi
dikalikan harga produksi dengn satuan Rp.
4.
Biaya varibel (VC) yaitu biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakn
bahan baku yang habis dalam satu kali produksi.
5.
Biaya variabel per unit ( AVC ) yitu total biaya variabel dibagi dengan total
produksi dengan satuan ( Rp/Kg ).
6.
Biaya tetap (FC) yaitu biaya sewa lahan , pajak lahan, biaya bunga,
penyusutan per usaha dengan satuan Rp.
7.
Biaya total (TC atau C) yaitu jumlah biaya variabel dan
biaya tetap per usaha dengan satuan Rp.
8.
Pendapatan (I) yaitu selisih antara penerimaan
dengan total biaya per usaha dengan satuan Rp.
9.
Keuntungn ( л ) yaitu pendapatan dikurangi upah
tenaga kerja keluarga (w) dan bunga modal
sendiri per usaha dengan satuan Rp.
Evaluasi
Kinerja, yang memberikan majikan dengan kesempatan untuk menilai kontribusi
karyawan mereka untuk organisasi, sangat penting untuk mengembangkan tim kerja
yang kuat. Namun dalam beberapa praktek, praktek dokter dan manajer menempatkan
evaluasi kinerja di bagian belakang kompor, sering karena waktu yang terlibat
dan kesulitan mengkritisi karyawan dengan siapa mereka bekerja sama. Manfaat
dari evaluasi kinerja lebih besar daripada tantangan ini, meskipun. Ketika
dilakukan sebagai bagian dari sistem evaluasi kinerja yang mencakup bentuk
evaluasi standar, tolok ukur kinerja standar, pedoman untuk memberikan umpan
balik, dan prosedur disiplin, evaluasi kinerja dapat menegakkan batas-batas
yang dapat diterima kinerja, mempromosikan pengakuan staf dan komunikasi yang
efektif dan memotivasi individu untuk melakukan mereka terbaik bagi diri mereka
sendiri dan praktek.
Tujuan utama
dari sistem evaluasi kinerja adalah untuk memberikan pengukuran adil kontribusi
karyawan untuk tenaga kerja, menghasilkan dokumentasi penilaian yang akurat
untuk melindungi karyawan dan majikan, dan memperoleh tingkat tinggi kualitas
dan kuantitas kerja yang dihasilkan. Untuk membuat sistem penilaian kinerja
dalam praktek Anda, ikuti lima langkah:
1.
Mengembangkan bentuk evaluasi.
2.
Identifikasi pengukuran kinerja.
3.
Set pedoman untuk umpan balik.
4.
Buat disiplin dan pemutusan prosedur.
5.
Atur jadwal evaluasi.
Mengembangkan
bentuk evaluasi.
Evaluasi
Kinerja harus dilakukan secara adil, konsisten dan obyektif untuk melindungi
kepentingan karyawan Anda dan untuk melindungi praktek Anda dari tanggung jawab
hukum. Salah satu cara untuk memastikan konsistensi adalah dengan menggunakan
formulir evaluasi standar untuk evaluasi masing-masing. Bentuk yang Anda
gunakan harus fokus hanya pada bidang kinerja pekerjaan penting. Membatasi area
fokus membuat penilaian lebih bermakna dan relevan dan memungkinkan Anda dan
karyawan untuk mengatasi isu-isu yang paling penting. Anda tidak perlu menutup
setiap detail kinerja seorang karyawan dalam evaluasi.
Untuk posisi
staf kebanyakan, area kinerja pekerjaan yang harus disertakan pada formulir
evaluasi kinerja adalah pengetahuan pekerjaan dan keterampilan, kualitas kerja,
kuantitas kerja, kebiasaan kerja dan sikap. Di setiap daerah, penilai harus
memiliki berbagai deskriptor untuk memilih dari (misalnya, jauh di bawah persyaratan,
di bawah persyaratan, memenuhi persyaratan, melebihi persyaratan, jauh melebihi
kebutuhan). Tergantung pada bagaimana deskripsi yang spesifik, sering kali
penting bahwa penilai juga memiliki ruang pada bentuk untuk memberikan alasan
di balik rating-nya.
Identifikasi
pengukuran kinerja.
Standar
pengukuran kinerja, yang memungkinkan Anda untuk mengevaluasi kinerja karyawan
secara obyektif, dapat mengurangi jumlah waktu dan stres yang terlibat dalam
mengisi formulir evaluasi. Meskipun mengembangkan langkah-langkah ini dapat
menjadi salah satu bagian memakan waktu lebih banyak untuk menciptakan sistem
evaluasi kinerja, itu juga salah satu yang paling kuat.
. Jika Anda
memiliki deskripsi pekerjaan saat ini untuk tiap posisi dalam latihan Anda,
Anda telah mengambil langkah pertama menuju menciptakan tolok ukur kinerja
standar, yang pada dasarnya jumlah tertentu dan tujuan kualitas yang melekat
pada tugas-tugas yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan. Sebuah uraian
pekerjaan sendiri dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam evaluasi jika,
misalnya, Anda sedang menilai apakah keterampilan karyawan sesuai dengan
kebutuhan posisi. Namun ukuran kinerja standar mengambil deskripsi pekerjaan
satu langkah lebih lanjut. Sebagai contoh, satu tugas yang tercantum dalam
uraian pekerjaan resepsionis mungkin memasuki pendaftaran pasien baru dan
diperbarui ke dalam komputer.
ukuran
kinerja standar dapat bahkan objektif mengukur beberapa daerah kerja yang lebih
subyektif kinerja, seperti kebiasaan kerja. Sebagai contoh, Anda dapat
menetapkan ukuran yang obyektif untuk pertemuan dengan mendefinisikan jumlah
kali diterima seorang karyawan bisa lambat atau tidak selama jangka waktu
tertentu.
Namun,
ukuran kinerja standar tidak selalu bekerja untuk daerah subyektif lainnya,
seperti sikap. Dalam kasus ini, itu masih penting untuk seobjektif mungkin
dalam evaluasi Anda. Jangan mencoba untuk menggambarkan sikap, misalnya,
melainkan menggambarkan perilaku karyawan, yang adalah apa yang menyampaikan
sikap, dan konsekuensi dari perilaku untuk berlatih . Sebagai contoh:
"karyawan ini telah gagal untuk mendukung rekan kerja. Ketika anggota lain
dari departemennya tidak ada, ia menolak untuk mengambil tugas-tugas tambahan
yang diperlukan untuk memproses pasien secara tepat waktu .” Perilaku ini
menyebabkan backlog pasien, tempat beban pada staf dan kompromi kerja sama tim
yang efektif. "
Untuk mulai
mengembangkan ukuran kinerja standar dalam praktek Anda, meninjau deskripsi
pekerjaan untuk setiap posisi dan pilih komponen-komponen kunci dari pekerjaan
yang secara khusus dapat diukur. Kemudian, kerja dengan karyawan di setiap
posisi untuk mengumpulkan data kuantitatif, meneliti pola-pola historis volume
dan menentukan pengukuran kualitatif yang mencerminkan praktek misi dan tujuan.
Tergantung pada seberapa besar latihan Anda dan berapa banyak posisi perlu
tolok ukur kinerja standar, Anda mungkin ingin memilih sebuah komite untuk
mengembangkannya. Kemudian, dengan bantuan dari karyawan di setiap posisi,
supervisor harus menjaga mereka. Ini penting untuk menjaga deskripsi pekerjaan
dan standar ukuran kinerja lancar mungkin. Jika tidak, ketika pekerja tidak
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, Anda tidak dapat memastikan apakah
ia memiliki masalah kinerja atau apakah harapan Anda dari posisi menjadi tidak
realistis berdasarkan volume meningkat atau perubahan keadaan.
Set pedoman
untuk umpan balik.
Umpan balik
apa evaluasi kinerja semua tentang. Jadi sebelum Anda menerapkan sistem
evaluasi kinerja Anda, pastikan bahwa setiap orang yang akan melakukan evaluasi
tahu apa umpan balik untuk memberikan, bagaimana memberi dan bagaimana
mendapatkannya dari karyawan kembali.
Berikan
umpan balik seimbang. Jangan membuat kesalahan umum glossing atas karyawan
sebuah kekurangan dan hanya berfokus pada atau dia kekuatannya . Hal ini dengan
memahami kelemahan mereka bahwa karyawan dapat mengambil kepemilikan kinerja
dan peran mereka dalam praktek. Dan ketika mengingat dukungan yang mereka
butuhkan untuk melakukan perbaikan di wilayah ini, karyawan belajar untuk
mengambil kebanggaan dalam pekerjaan mereka dan bersedia untuk menghadapi
tantangan baru dengan percaya diri. Garis Besar harapan untuk perbaikan. Bila
Anda menangani bidang-bidang perbaikan yang diperlukan, garis besar harapan
Anda untuk perbaikan dan bagaimana Anda berniat untuk membantu karyawan menemui
mereka. Sebagai contoh, jika seorang karyawan berbicara kasar dengan karyawan
lain dan tampaknya tidak toleran dengan pasien, memberikan karyawan beberapa
contoh perilaku nya dan menawarkan beberapa saran untuk mengatasi masalah ini,
seperti sesi role-playing atau keterampilan komunikasi / layanan pelanggan
workshop atau seminar. Tentukan batas-batas dengan membiarkan karyawan tahu apa
yang dapat diterima dan apa yang tidak akan ditoleransi, dan kemudian
menetapkan rencana untuk memantau kinerja dan re-evaluasi karyawan.
Mendorong
umpan balik dari karyawan,. Setelah Anda telah mendiskusikan hasil evaluasi
dengan karyawan mendorong dia untuk memberikan Anda beberapa umpan balik
nondefensive. Mintalah karyawan apakah dia setuju dengan penilaian Anda, dan /
atau mengundang saran untuk perbaikan. Sebagai contoh: "Anda tampaknya
menjadi tidak sabar dan pendek dengan pasien ketika dokter terlambat. Karena
ada kalanya terlambat tidak bisa dihindari, bagaimana Anda menyarankan kita
menangani hal ini untuk menghindari reaksi seperti itu "Hal ini harus
mengarah untuk pertukaran informasi terbuka yang akan memungkinkan Anda dan
karyawan untuk lebih memahami sudut pandang masing-masing?.
Disiplin dan
pemutusan prosedur.
Dalam
beberapa kasus, bahkan setelah evaluasi kinerja menyeluruh dan diskusi
perbaikan yang diharapkan, seorang karyawan akan terus berkinerja buruk. Anda
harus siap untuk menangani situasi seperti itu dengan memiliki yang jelas,
prosedur tertulis disiplin dan pemutusan hubungan di tempat. Prosedur ini perlu
menguraikan tindakan yang akan diambil jika kinerjanya memburuk - peringatan
lisan, peringatan tertulis jika tidak ada perbaikan atau kambuh, dan
pengakhiran jika situasi tidak akhirnya diselesaikan.
Ini harus
diberikan secara pribadi, dengan perilaku atau alasan untuk disiplin jelas.
Sebagai contoh: "Aku mengamati Anda berbicara tidak hormat kepada karyawan
lain di meja depan. Kau bilang dia mati otak dan melemparkan grafik padanya.
Kami tidak akan mentolerir hormat di tempat kerja. Selain itu, ledakan ini bisa
mendengar dari ruang resepsi. Jika hal ini terjadi lagi, laporan akan ditulis
dan ditempatkan dalam file Anda. Apakah Anda memahami pentingnya "Setelah
diberikan peringatan lisan?, Memungkinkan karyawan untuk menanggapi, tetapi
membiarkan singkat tukar.
Teguran
tertulis. Bagaimana Anda menangani peringatan tertulis memainkan peran penting
dalam keberhasilan disiplin dan pemutusan prosedur Anda. Ini adalah waktu untuk
membuat jelas kepada karyawan seberapa serius masalah kinerja nya . Sayangnya,
banyak praktek gagal untuk melakukan ini dan / atau untuk menindaklanjuti
dengan pemutusan jika perlu. Setelah peringatan tertulis adalah kesalahan
penanganan dengan cara ini, tidak lagi memiliki manfaat apapun . Standar A,
ditulis, bentuk peringatan harus mencakup sebagai berikut:
· Penjelasan
mengenai perilaku atau masalah yang mencakup temuan obyektif,
· Para
terukur tindakan dan perubahan yang diharapkan karyawan,
· Dukungan
majikan akan memberikan untuk perbaikan,
· Penjelasan
tentang apa yang akan terjadi (misalnya, waktu off dibayar atau terminasi) dan
ketika (misalnya, setelah satu kejadian lebih atau dua) jika peringatan
tersebut tidak diperhatikan,
· Tanda
tangan dari karyawan dan penilai dan tanggal peringatan.
Pemutusan.
Jelaskan alasan pemutusan tetapi melakukannya sebentar dan obyektif untuk
menghindari masuk ke sebuah diskusi yang rumit yang menempatkan Anda dalam
posisi defensif. Validasi karyawan sebagai pribadi, mungkin dengan memberikan
suatu pandangan yang positif potensi karyawan dalam pasar kerja. Sebagai
contoh, meskipun seorang karyawan mungkin telah menjadi petugas file buruk
untuk Anda karena dia tidak memperhatikan detail, karyawan mungkin memiliki
kepribadian ramah yang akan membuatnya atau operator telepon yang baik. Juga,
membiarkan karyawan tahu apa yang akan terjadi dari setiap liburan yang masih
harus dibayar atau cuti sakit, tunjangan pensiun, dll undang-undang negara Anda
Ketahui tentang masalah ini. Akhirnya, tanyakan apakah karyawan memiliki
pertanyaan lebih lanjut dan kemudian membantu karyawan dalam mengambil semua
harta nya dan meninggalkan dengan sebagai martabat sebanyak mungkin. Jika Anda
menangani pemutusan baik, Anda cenderung tidak memiliki karyawan yang ingin
"membalas dendam" dengan badmouthing Anda dalam komunitas atau
membalas dendam hukum.
Atur jadwal
evaluasi.
Setelah Anda
telah membangun sistem evaluasi kinerja Anda - formulir evaluasi, pengukuran
kinerja, pedoman umpan balik dan prosedur disipliner - Anda hanya perlu
memutuskan kapan untuk melakukan evaluasi kinerja. Beberapa praktek melakukan
semua evaluasi karyawan pada saat yang sama tahun, sementara yang lain
melakukan mereka dalam waktu 30 hari ulang tahun masing-masing karyawan kerja
(yang terakhir mungkin bekerja lebih baik karena menyebar karya evaluasi keluar
untuk majikan dan karyawan). Namun Anda memutuskan untuk jadwal evaluasi,
pastikan bahwa setiap penilai konsisten memenuhi batas waktu evaluasi tunggakan
. Mengabaikan karyawan akan membuat mereka merasa mendevaluasi dan dapat
melukai moral dan kinerja. Analisis terakhir
Sistem
evaluasi kinerja harus merupakan komponen kunci dari struktur latihan Anda.
Bila diterapkan secara efektif, hal ini menjamin keadilan dan akuntabilitas,
mendorong pertumbuhan dan pembangunan dan mendorong rasa bangga kontribusi
karyawan Anda 'untuk latihan.
Kapan
Melakukan Evaluasi Usaha
Evaluasi memiliki periode yang dapat dilakukan, waktu yang tepat dalam
melakukan evaluasi.Evaluasi terhadap perkembangan usaha dapat dilakukan dalam
beberapa kondisi yaitu :
1. Secara
rutin/berkala.
Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan,
ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan
menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran),
dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan
usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya,
karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul
bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat
dimanfaatkan.
2. Secara
Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat
apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha
Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau
kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya
sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang
terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik,
diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi
insidental ini pun bisa dikurangi.
Hal-Hal yang
Perlu Dievaluasi :
Salah satu
seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum,
juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi
tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha.
1. Memahami
konsep produk atau jasa secara baik
2. Membuat
visi dan misi bisnis
3. Perlunya
winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses
4. Membuat
perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada
risiko bisnis dan keuangan.
5.
Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha
daripada risiko manajemen.
6.
Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
7. Mengapa
kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting?
8.
Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
9.
Pemasaran, pelayanan dan product brand
Hambatan
dalam Berwirausaha dan Solusinya
Hambatan dan kesulitan memang selalu
ada setiap kita hendak membuka usaha atau pun ketika usaha itu sudah berjalan.
Berdasarkan pengalaman saya hambatan dalam berwirausaha itu dapat di bagi
menjadi dua. Yaitu hambatan ketika hendak membuka usaha, dan hambatan dalam
mengelola usaha.
Kedua hambatan tersebut seolah tidak
bisa lepas dari seorang wirausahawan. Sebagai wirausahawan tentulah kita di
tuntut untuk selalu sabar. Karena sebuah usaha ada pasang-surutnya dan ada pula
saat ramai dan saat sepi. Maka dari itu untuk meraih kesuksesan dengan
menjadi seorang wirausahawan, sangat di butuhkan kesabaran.
Hambatan
dalam menjadi wirausaha bisa datang kapan saja. Artinya hambatan tersebut tidak
bisa di tebak kapan akan datang. Hambatan dan rintangan dapat muncul tanpa kita
dapat merasakannya pertanda apapun. Namun tidak semua hambatan demikian. Ada
pula hambatan yang bisa di prediksi kapan datang dan perginya. Yang terpenting
kita sebagai seorang wirausahawan tentulah harus selalu siap menghadapinya.
Hambatan
biasanya datang karena adanya suatu objek yang di tuju. Dan objek adalah usaha,
jadi dengan ini dapat di pahami usaha dan hambatan bisa di katakan sebagai
kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Namun meski demikian hambatan dalam
usaha bukan berarti menumbangkan kita dan memberhentikan kita menjadi
wiraswasta.
Ingat,
sebuah masalah tentu ada solusinya. Berikut saya akan ajak anda untuk
menganalisis masalah-masalah dalam berwirausaha sekaligus beberapa alternatif
solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
1) Masalah ketika memulai suatu usaha
Dalam
memulai usaha tentu banyak sekali mengalami hambatan. Awal membuka usaha ini
adalah penentu kita dalam menjalankan kesuksesan. Kita akan diuji dengan ujian
yang bermacam-macam jenis dan rupanya.
Bila kita tidak mempunyai sebuah kesabaran dalam menghadapinya maka keinginan kita untuk menjadi sebuah wirausahawan yang sukses hanya sekedar mimpi. Hambatan yang paling mendasar dalam membuka usaha adalah sebuah kebimbangan.
Di mana orang terkadang bingung mau membuka usaha apa. Memulainya juga dengan penuh ragu-ragu sehingga tidak jadi untuk memulai dan berhenti di tengah jalan. Padahal sebenarnya peluang usaha itu banyak, tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut. Bila kita terus di bayangi sebuah keraguan maka kita tidak akan pernah menjadi seseorang yang sukses.
Bila kita tidak mempunyai sebuah kesabaran dalam menghadapinya maka keinginan kita untuk menjadi sebuah wirausahawan yang sukses hanya sekedar mimpi. Hambatan yang paling mendasar dalam membuka usaha adalah sebuah kebimbangan.
Di mana orang terkadang bingung mau membuka usaha apa. Memulainya juga dengan penuh ragu-ragu sehingga tidak jadi untuk memulai dan berhenti di tengah jalan. Padahal sebenarnya peluang usaha itu banyak, tergantung bagaimana kita memanfaatkan peluang tersebut. Bila kita terus di bayangi sebuah keraguan maka kita tidak akan pernah menjadi seseorang yang sukses.
Adapun
hambatan lain dalam memulai suatu usaha adalah modal. Modal memang menjadi
kendala utama para calon pengusaha dalam memulai usahanya. Tanpa adanya modal
maka mustahil seorang bisa menjadi pengusaha. Modal menjadi akses utama
atau pun pintu dalam membuka pintu kesuksesan.
Setiap
permasalahan tentulah mempunyai sebuah solusi . maka dari itu kita sebagai
manusia hanyalah perlu sabar sambil mencari solusinya. solusi dapat di cari
dengan sebuah pemikiran yang dingin. Artinya kita tidak bisa mencari solusi
tersebut dengan nafsu dan terburu-buru. Carilah solusi dengan santai dan kepala
yang dingin.
Adapun
keraguan dalam memulai suatu usaha itu sesuatu hal yang biasa. Namun kita tidak
boleh larut dalam keraguan tersebut. karena dengan adanya keraguan di dalam
hati maka kita tidak akan merasakan sebuah keberhasilan. Mulailah usaha anda
dengan penuh percaya diri, dengan demikian anda bisa mendapatkan kesuksesan.
Usaha memang
menjadi penentu usaha anda dapat di mulai. Di mana tanpa adanya modal usaha
anda tidak akan pernah bisa di mulai. Meski demikian kita masih bisa mencari
sebuah solusi tentang modal. Modal dapat di cari dengan cara meminjam. Kita
dapat meminjam modal kepada teman, saudara, atau pun lembaga keuangan.
2) Kesulitan dalam mengelola usaha
Selain dari
pada hambatan dalam memulai usaha , ada hambatan lagi yang menghadang. Di mana
tidak kalah penting diwaspadai adalah hambatan dalam mengelola usaha. Dalam
mengelola suatu usaha kita sering di bebankan dengan sebuah permasalahan yang
timbul di dalam usaha tersebut
Konsumen
yang sepi, di tuding menjadi sebuah hambatan dalam mengelola usaha. Di mana
banyak dampak yang di timbulkan oleh sedikitnya konsumen yang datang ke tempat
kita. Konsumen yang sedikit akan berakibat kerugian, hingga akhirnya bangkrut.
Dan yang menyedihkan lagi bila usaha tersebut sepi pelanggan sampai
berbulan-bulan.
Krisis
modal, di mana krisis juga bisa diakibatkan oleh sedikitnya pelanggan yang
datang ke tempat kita. Bila sudah krisis, jangankan mengambil keuntungan dari
hasil usaha kita, untuk belanja saja tidak cukup. Bila sudah krisis maka tidak
ada lagi yang perlu di lakukan, kita hanya perlu menunggu usaha kita
benar-benar tutup bila tidak ada solusi.
Ada sebuah
solusi yang bisa di terapkan dalam usaha anda. Solusi ini akan membalik
keadaan. Di mana kegelapan menjadi terang begitu pula usaha anda yang mengalami
hambatan maka akan terselesaikan dengan adanya solusi. Solusi yang di
pergunakan untuk memecahkan permasalahan ini tentu harus solusi yang efektif.
Di mana bila
kita mengalami usaha yang kita jalankan konsumen-nya sangat sedikit. Tentu hal
itu sangat menyedihkan bagi kita pribadi wirausahawan. Adapun bila kita
mengalami demikian, periksa lagi usaha yang anda jalankan. Usaha yang kurang
digandrungi konsumen memiliki masalah dalam struktur usaha tersebut.
Permasalahan
tersebut biasanya berhubungan dengan kurangnya kepuasan konsumen. Anda
dapat memeriksa barang yang anda jual atau pun tempat anda. Pastikan semuanya
tidak ada masalah. Dengan memeriksa permasalahan anda dapat mengetahui dari
mana masalah itu terjadi, dan menemukan sebuah solusi.
Adapun
mengenai masalah krisis yang timbul akibat kurangnya pelanggan. Di mana itu
dapat diselesaikan dengan meminta bantuan dari pihak-pihak lain .pihak tersebut
bisa teman, saudara, atau pun lembaga. Yang terpenting bila usaha anda sudah
mengalami krisis ,jangan pernah malu untuk mencari bantuan . hal ini di lakukan
demi stabilnya usaha yang anda kelola.
Demikian
hambatan-hambatan yang sering di alami oleh wirausahawan. Hambatan tersebut
dapat terselesaikan bila kita ada niat untuk menyelesaikanya. Karena sebuah
hambatan tidaklah tanpa solusi. Setiap hambatan selalu mempunyai solusi.
Namun
terkadang manusia menyerah sebelum solusi tersebut ditemukan. Maka dari
itu kita sebagai manusia haruslah di tuntut untuk sabar. Karena dengan kepala
dingin kita akan dapat menemukan solusi. Tetap semangat, tetap belajar dan
menjadi orang sukses berikutnya.
Perencanaan Pengembangan Usaha
Perencanaan
pengembangan usaha adalah:
1. Mengatur proses kegiatan usaha,
produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan
pengadaan peralatan usaha untuk mencapai tujuan
2. Keseluruhan proses hal-hal yang akan
dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang sudah
ditentukan
3. Sebuah selling document tertulis
yang disiapkan dan mengungkapkan daya tarik, serta harapan sebuah usaha atau
bisnis kepada penyandang dana potensial.
4. Perkembangan sistematis dari program
tindakan dan ditujukan pada pencapaian tujuan usaha yang telah disepakati
dengan proses analisis, dan seleksi di antara kesempatan-kesempatan
pengembangan usaha yang ada
Prinsip-prinsip
pengembangan usaha:
1. Harus dapat diterima oleh semua
pihak dan dapat dilaksanakan
2. Harus dibuat secara fleksibel dan
realistis
3. Harus mencakup semua aspek kegiatan
usahanya
4. Harus merumuskan cara-cara kerja
efektif dan efisien
Manfaat
perencanaan pengembangan usaha:
1. Sebagai alat untuk membimbing
jalannya pelaksanaan pengembangan usaha
2. Mengamankan kelangsungan hidup
pengembangan usaha
3. Meningkatkan kemampuan manajerial
dalam rangka pengembangan usaha
4. Sebagai pedoman wirausaha dalam
pelaksanaan pengembangan usaha
5. Sebagai alat untuk mengetahui yang
akan terjadi dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha
6. Sebagai alat berkomunikasi dalam
rangka pelaksanaan pengembangan usaha
7. Sebagai alat untuk memperkecil
risiko dalam pelasanaan pengembangan usaha
8. Memperbesar peluang usaha dalam
rangka pelaksanaan pengembangan usaha
9. Sebagai alat pengendalian
pengembangan usaha
10. Sebagai alat memudahkan bantuan
kredit modal usaha dari bnak dalam arangka pengembangan usaha
Tujuan
perencanaan pengembangan usaha
1. Membantu wirausaha untuk
berorientasi ke masa depan dalam pengembangan usaha
2. Mengkoordinasikan keputusan dan
menentukan gagasanndalam pengembangan usaha
3. Membantu wirausaha meningkatkan
akses pasar dan memperbesar pangsa pasar dalam pengembangan usaha
4. Membantu wirausaha
meningkatkan akses dan penguasaan teknologi dalam pengembangan usaha
5. Membantu wirausaha meningkatkan
akses sumber modal usaha dan memperkuat struktur modal dalam pengembangan usaha
6. Membantu wirausaha meningkatkan
kemampuan organisasi dan manajemen dalam rangka pengembangan usaha
5 langkah
dasar proses perencanaan pengembangan usaha:
1. Menganalisis lingkungan internal dan
eksternal usahanya (SWOT analysis)
2. Memformulasikan strategi
pengembangan usaha jangka pendek dan jangka panjang (visi,misi, strategi, dan
kewajiban)
3. Menerapkan rencana strategi
pengembangan usaha (program, anggaran, dan prosedur)
4. Mengevaluasikna kinerja strategi
perencanaan pengembangan usaha
5. Melakukan follow-up dengan feed back
yang berkesinambungan.
Faktor
pendukung keberhasilan pengembangan usaha:
1. Adanya perencanaan yang tepat,
mantap, dan dapat dilaksanakan
2. Visi dan misi serta dedikasi yang
tinggi
3. Sumber daya manusia yang tinggi
4. Manajemen usaha yang handal,
terampil, dan teknologi yang tinggi
5. Komitmen yang tinggi
6. Dana atau modal yang cukup
7. Sarana atau prasarana yang lengkap
8. Keterampilan dan pengalaman
9. Kecocokan minat atau interest
terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen
10. Kepuasan konsumen
11. Faktor internal dan eksternal berupa
peningkatan akan barang dan jasa yang dipasarkan
Teknik
Pengembangan Usaha
Teknik
pengembangan usaha yang memanfaatkan sumber daya internal adalah untuk
menciptakan kemampuan dan meningkatkan nilai tambah agar mencapai tujuan sumber
daya usaha, diantaranya:
1. Tanah, bahan baku, dan bangunan
usaha
2. Adanya bakat dan keahlian wirausaha
dalam memimpin pengembangan usaha
3. Modal yang cukup
4. Manajemen yang diterapkan
5. Tenaga kerja yang ahli dan terampil
6. Teknologi yang diterapkan
7. Kemitraan dan modal ventura
Langkah-langkah
teknik pengembangan usaha:
Langkah I , wirausaha menetapkan gambaran
pasaran hasil produksinya,sbb:
1. Mencari konsumen yang dituju
2. Menentukan banyaknya produk yang
dibutuhkan konsumen
3. Menetapkan harga jual sesuai daya
beli konsumen
4. Membuat ukuran modelnya dan macam
produk yang diminati konsumen
5. Menciptakan mutu produk dan manfaat
yang diminati konsumen
6. Menciptakan kemasan yang diminati
konsumen
7. Menciptakan selera dan minat
konsumen serta tanggapan terhadap produk
Langkah II, wirausaha harus menciptakan
saluran distribusi tepat, dengan cara:
1. Disalurkan langsung kepada konsumen
2. Disalurkan secara tidak langsung
3. Disalurkan secara semi langsung
Langkah III, wirausaha harus dapat memproduksi
produk, dengan cara:
1. Membuat produk dengan menggunakan
mesin
2. Membuat kemasan yang menarik dan
digemari konsumen
3. Membuat warna produk yang menarik
dan disenangi konsumen
4. Membuat jenis dan bentuk produk yang
diminati konsumen
5. Membuat produk yang berkualitas dan bermanfaat
bagi konsumen
Langkah IV, wirausaha dapat mengawasi dan
mengendalikan produk, sbb:
1. Mengawasi dan mngendalikan hasil
produk
2. Membuat catatan hasil
pengawasan/pengendalian produk terutama terkait kualitas dan manfaatnya.
Langkah V, wirausaha daapt mencari dan
memperoleh bahan baku, dengan cara sbb:
1. Memcari bahan baku dengan mudah
2. Menyiapkan persediaan bahan baku
dengan cukup
3. Menyiapkan dan melaksanakan
transportasi dengan baik
4. Mencari dan mnyediakan tenaga kerja
terampil
Langkah VI, wirausaha dapat memelihara sarana
dan prasarana dengan cara:
1. Meningkatkan pemeliharaan dan
merawat fisik pabrik dan bangunan
2. Mengoptimalkan pelaksanaan dan
ketatausahaan, pembukuan, adminstrasi, dan peraturan pemerintah
3. Menerapkan efisiensi penggunaan
waktu pengembangan usaha, tenaga kerja, dan pembiayaan usaha.
4. Melaksanakan dan menggunakan
prinsip-prinsip ekonomis dan manajemen usaha.
Realisasi
Pengembangan Usaha
a.
Pengembangan usaha yang sudah adah, dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Usaha yang sudah ada, produk yang
ditawarkan bukan produk lama, tetapi produk baru atau produk yang sudah
diperbarui menyangkut kualitas, model, desain, dan manfaat produk yang diminati
dan disenangi oleh konsumen
2. Strategi diversifikasi produk,
wirausaha harus membuat produk baru yang berbeda dengan yang sudah ada agar
diminati konsumen.
3. Strategi penetrasi pasar, dengan
menjual jenis produk lama dalam jumlah yang lebih besar ke pasar lama.
4. Strategi manajemen usaha, suatu
transisi pengambilan keputusan manajerial dalam merealisasikan pengeambangan
usaha.
5. Strategi menyisihkan uang, dengan
cara:
–
Memanfaatkan dana-dana penyusutan
–
Menyisihkan laba yang diperoleh
–
Penjualan aktiva yang tidak terpakai
–
Penjualan produk secara kontan (diskon)
b. Membeli
perusahaan lain
Hal yang
perlu diperhatikan:
- Memeriksa kondisi fasilitas, peralatan mesin-mesin, dan badan hukumnya
- Memeriksa semua dokumen-dokumennya
- Menyelidiki apa yang menyebabkan pemilik perusahaan lama menjualnya
- Menyelidiki bagaimana jalannya usaha perusahaan pada tahun-tahun terakhir.
- Menyelidiki dan menghubungi para relasi usahanya terutama yang menyangkut perbekalan dan pemasarannya.
c. Stratetgi
suksesi/alih generasi
Alih generasi penerus perusahaan biasanya diambil dari anggota keluarga
atau teman, bahkan dari karyawan yang paling setia, prestatif, semangat
potensial, dan mampu mengembangkan usaha. Ada 2 hal yang harus diperhatikan
wirausaha dalam pengembangan strategi alih generasi, sbb:
- Mendidik kader pemimpin yang potensial, berbakat, pintar, prestatif, aktif, inisiatif, dan produktif guna merealisasikan pengembangan usaha
- Menyiapkan kader pengganti atau usaha dari perusahaan perseorangan menjadi firma, CV, atau PT
Comments
Post a Comment