Biaya Produksi
Biaya adalah auatu pengorbanan sumber ekonomis yang dapat diukur dengan satuan uang untuk dapat memperoleh barang maupun jasa dari orang lain yang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk saat ini maupun yang akan datang. Pengorbanan sumber ekonomis dapat dikatakan merupakan biaya historis atau biaya pada masa yang akan datang. Sedangkan dalam artian yang sempit, biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan sumber ekonomi secara tidak langsung untuk dapat memperoleh suatu penghasilan, dapat disebut juga dengan harga pokok.
Biaya
produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan untuk
memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian
tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi
ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya.
Apa saja penggolongan biaya itu?
Ada berbagai cara untuk menggolongkan biaya di dalam akuntansi. Penggolongan
biaya yang berbeda-beda dilakukan atas dasar tujuan yang berbeda. Penggolongan
tersebut didasarkan atas prinsip dasar dari pengelolaan biaya. Bahkan saat
istilah biaya produk dipergunakan, maka komponen yang sudah terkandung di dalam
biaya produk tersebut akan tergantung pada tujuan asli dari manajerial yang
diinginkan. Perbedaan ini dapat mendefinisikan biaya produk berbeda untuk
tujuan yang berbeda.
Sebagai contoh dari uraian diatas, manajemen berkepentingan untuk melakukan
analisis tentang kemampulabaan strategik. Dalam tujuan ini, manajemen akan
memerlukan informasi tentang semua dari pendapatan dan biaya yang berkaitan
dengan produk pemasaran. Pendefinisian biaya produk akan lebih cocok
berdasarkan “value-chain product cost” (meliputi dari empat komponen,
yaitu: riset dan pengembangan, produksi, pemasaran dan pelayanan konsumen),
karena membantu memasukkan semua biaya yang diperlukan untuk dapat menilai
kemampulabaan strategik.
1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
Penggolongan dari biaya menurut objek pengeluaran yang didasarkan nama obyek
pengeluaran ini cocok untuk digunakan di dalam organisasi yang masih kecil.
Biasanya penggolongan ini sangat bermanfaat untuk membuat perencanaan
perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya di gunakan untuk kepentingan
penyajian laporan ke pihak luar.
2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok di dalam perusahaan di artikan bahwa
biaya tersebut digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut
akan terjadi atau saling berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok di dalam
perusahaan manufaktur adalah fungsi produksi, fungsi administrasi, dan fungsi
umum, serta fungsi pemasaran. Oleh karena itu, biaya-biaya di dalam perusahaan
manufaktur dapat digolongkan menjadi beberapa biaya, yaitu biaya produksi,
biaya administrasi, biaya umum dan biaya pemasaran.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan di dalam proses
produksi perusahaan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Biaya produksi dapat dibagi menjadi 3 yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
sering disebut juga dengan prime cost, sedangkan biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik sering disebut juga dengan biaya konversi.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Biaya
bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian yang menyeluruh dibanding
produk yang sudah jadi dan dapat diartiakan juga bahwa biaya bahan baku
merupakan harga pokok dari bahan baku tersebut yang diolah di dalam proses
produksi perusahaan
2.
Sedangkan pengertian dari biaya tenaga kerja langsung adalah suatu biaya
yang digunakan untuk menggaji tenaga kerja yang hasil jasanya dapat
diperhitungkan langsung pada saat pembuatan suatu produk tertentu. Biaya tenaga
kerja langsung dapat diartikan juga dengan biaya tenaga kerja yang dapat dilihat
secara langsung terhadap suatu produk tertentu.
3.
Yang terakhir adalah biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik adalah
jumlah dari semua biaya produksi selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya yang satu ini bisa sebagai biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja tidak langsung maupun biaya produksi yang tidak langsung
lainnya.
4.
Biaya administrasi dan biaya umum adalah biaya yang terjadi di dalam
hubungan suatu penyusunan kebijakan ataupun pengarahan perusahaan secara
keseluruhan. Biaya administrasi dan biaya umum di dalam hal ini dimaksudkan
sebagai biaya-biaya yang terjadi di dalam hubungan kegiatan manapun yang tidak
teridentifikasi dengan suatu aktifitas produksi maupun dalam pemasaran. Contoh
dari biaya administrasi atau biaya umum adalah gaji direksi, biaya sumbangan,
gaji eksekutip, biaya telepon, dan lain-lain.
5.
Biaya pemasaran adalah segala biaya yang dilakukan di dalam hubungan
perusahaan untuk dapat memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Untuk
memperoleh pesanan, perusahaan harus mengeluarkan berbagai biaya untuk menarik
minat dari pembeli dengan cara mengadakan suatu promosi penjualan, advertensi
maupun yang lainnya. Sedangkan untuk dapat memenuhi pesanan, perusahaan harus
mengeluarkan biaya angkut, biaya asuransi dan biaya lainnya agar produk dari
perusahaan akan sampai ketangan pemesan dengan baik. Biaya pemasaran atau biaya
administrasi umum dapat disebut juga dengan istilah biaya komersial.
Penggolongan biaya merupakan atas dasar hubungan biaya sesuatu yang dibiayai
dan berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Jika suatu perusahaan mengolah
bahan baku menjadi suatu produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai itu adalah
berupa sebuah produk, sedangkan jika perusahaan yang menghasilkan jasa maka
sesuatu yang dibiayainya adalah berupa penyerahan dari suatu jasa tersebut.
Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya bisa dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung terjadi, penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang sudah dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai itu tidak ada, maka biaya langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi yang langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya untuk membiayai tenaga kerja langsung.
2. Biaya
tidak langsung adalah biaya yang dalam terjadinya tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai saja.
Perbedaan biaya langsung dan biaya tidak langsung di dalam hubungannya dengan
suatu produk sangat diperlukan, karena apabila suatu perusahaan dapat
menghasilkan lebih dari berapa jenis produk dari suatu perusahaan tersebut
menghendaki penentuan harga pokok perjenis dari produk tersebut dan jika
perusahaan hanya akan memproduksi satu jenis produk saja (seperti perusahaan
teh, perusahaan keju), maka semua jenis dari biaya produksi tersebut merupakan
biaya langsung, sehingga didalam perusahaan itu tidak akan memerlukan adanya
biaya tidak langsung didalam hubungan dengan suatu produk.
Penggolongan biaya menurut perilakunya adalah pembagian biaya yang hanya
terdiri dari biaya variabel, biaya semi variabel, dan biaya tetap saja.
Pengertian dari biaya variabel adalah suatu biaya yang jumlah totalnya dapat
berubah sebanding dengan perubahan volume dari kegiatannya. Sedangkan biaya
semi variabel adalah biaya dengan jumlah totalnya yang tetap dalam kisaran
volume kegiatan tertentu, dan biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah
atau tidak pernah ditentukan oleh volume produksi pada suatu periode
tertentu.
Penggolongan biaya yang berdasarkan atas jangka waktu manfaatnya dapat
berkaitan dengan pelaporan keuangan. Misalnya pada saat perhitungan laba atau
rugi, di dalam suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan semua
penghasilan yang diperoleh didalam satu periode akuntansi tertentu dengan
beberapa biaya yang terjadi didalam suatu periode yang sama. Agar perhitungan
laba atau rugi serta penentuan harga pokok produk dapat dilakukan secara
teliti, biaya-biaya tersebut dapat digolongkan dengan pembebanan kedalam suatu
periode akuntansi tertentu.
Atas dasar waktu, biaya dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1)
Pengeluaran untuk modal
Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang akan dinikmati oleh lebih dari satu
periode akuntansi. Pengeluaran modal tidak semuanya dibebankan kedalam suatu
periode akuntansi yang dimana pengeluaran tersebut terjadi, tetapi akan
dibagikan kepada periode-periode yang dapat menikmati manfaat dari pengeluaran
tersebut.
2)
Pengeluaran untuk penghasilan
Pengeluaran penghasilan adalah biaya-biaya yang hanya akan bermanfaat didalam
suatu periode akuntansi dimana biaya tesebut terjadi. Contoh yang adadari pengeluaran
penghasilan adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan mesin, biaya telepon,
maupun biaya komisi penjualan.
Penggolongan biaya didalam prakteknya tercermin didalam laporan laba rugi perusahaan. Bagaimana perusahaan dapat menggolongkan biaya-biayatersebut kedalam sebuah laporan laba rugi, semua itu tergantung tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri atau kepada siapa laporan itu ditujukan. Jika ditujukan kepada pihak eksternal, maka akan ada ketentuan umum yang mungkin dapat diatur secara khusus menurut Standar Akuntansi Keuangan tertentu. Namun jika laporan tersebut ditujukan kepada manajemen, tidak ada suatu keharusan untuk mengikuti standar tersebut, melainkan harus berdasar pada prinsip: “Diffrent costs for different porposes”. Secara umum, struktur dari laporan laba rugi perusahaan bidang jasa mengandung tiga komponen utama, yang pertama yaitu overhead cost, kedua adalah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum, dann yang terakhir adalah yang termasuk di dalamnya seperti perusahaan perhotelan.
Itulah pengertian biaya dan biaya produksi beserta penggolonganya. Semoga kita
dapat mengambil kesimpulan dan motivasi yang baik untuk menyambut masa depan
esok. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan pada artikel ini, terima kasih.
Penentuan Harga Jual
Harga jual suatu produk bisa menjadi salah satu kunci sukses Anda dalam
berbisnis. Secara tidak langsung, konsumen akan terpengaruh untuk membeli
produk Anda jika berhasil menentukan harga jual yang tepat. Pasalnya, harga
jual yang tepat akan menentukan laku atau tidaknya suatu produk yang akan
dijual. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat dalam menentukan harga
jual suatu produk.Menentukan harga pokok
Dalam menentukan suatu harga jual maka seorang produsen harus mengetahui harga pokok suatu produk yang akan dijualnya. Hal tersebut bisa diketahui berdasarkan beberapa hal seperti melihat harga pokok suatu produk ditambah dengan biaya-biaya lainnya. Kemudian, Anda bisa menghitung keuntungan yang ingin diperoleh sehingga bisa ditentukan harga jual suatu produk. Namun, jika Anda mengambil produk dari seorang pedagang maka sebaiknya bandingkan terlebih dahulu dengan yang lainnya. Jika memang harga pokok yang didapat dari agen sudah terlalu tinggi maka Anda sebaiknya mengurangi jumlah laba yang diinginkan agar bisa mendapatkan harga jual yang tetap dapat bersaing dengan yang lainnya.Sesuaikan dengan kondisi pasar
Sebelum menentukan harga jual, Anda seharusnya bisa memastikan apakah produk yang akan dijual termasuk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Jika produk yang akan dijual memang sudah dikenal secara luas maka Anda bisa menentukan harga yang tinggi. Artinya, produk yang dijual memang memiliki permintaan yang cukup tinggi sehingga membuat Anda mudah untuk menentukan harga tinggi. Namun jika persaingannya cukup ketat maka keuntungan yang didapat pun juga tidak terlalu besar. Oleh karena itu, Anda tetap harus menyesuaikan dengan kondisi pasar agar bisa menentukan harga yang tepat dengan selisih keuntungan cukup tinggi.Memantau harga pesaing
Cara termudah untuk menentukan harga jual suatu produk yang tepat adalah dengan melihat harga jual yang sudah ditentukan oleh pesaing. Paling tidak, Anda sudah memiliki patokan untuk menentukan harga jual dengan menyesuaikan harga jual milil pesaing. Namun, Anda tetap bisa menentukan harga jual sendiri yang lebih kompetitif dengan melihat banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas pelayanan, lokasi strategis, tempat yang lebih mewah ataupun karena sudah memiliki pelanggan tetap yang banyak.Menggunakan harga yang lebih rendah
Sebagai seorang pebisnis, anda dituntut agar lebih peka terhadap harga jual yang ditentukan oleh para pesaing. Hal itu bertujuan agar produk Anda tetap menjadi pilihan konsumen karena memakai harga jual yang tepat. Namun, jika Anda memiliki suatu produk yang tidak dijual oleh pesaing maka hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi Anda. Pasalnya, Anda bisa menentukan harga sendiri tanpa harus mengikuti harga jual yang dimiliki oleh pesaing. Selain itu, dengan menggunakan harga yang lebih rendah maka bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk Anda. Memasang harga rendah bukan berarti membuat Anda mengabaikan keuntungan yang akan didapat. Jadi, Anda tetap bisa memiliki margin sekitar 10-20% untuk suatu produk.Bertujuan khusus
Ketika menentukan harga jual suatu produk, ada beberapa faktor yang bisa menjadi bahan pertimbangan. Tak terkecuali pertimbangan khusus dimana Anda menentukan harga jual memang dikarenakan ingin menggunakan pendekatan khusus. Artinya, dalam menentukan harga jual memang ada yang ingin dicapai. Diantaranya adalah menetapkan harga jual karena ingin meningkatkan jumlah penjualan ataupun meningkatkan image produk. Hal tersebut menjadi sebuah alasan khusus bagi Anda dalam menentukan harga jual suatu produk sehingga tidak memiliki kesamaan dengan pesaing lainnya.
untuk memuaskan keinginan konsumen. Pilihan masing-masing individu
menentukan besarnya nilai barang dan jasa tertentu bagi konsumen. Namun untuk
memenuhi kebutuhannya, setiap konsumen dihadapkan pada keterbatasan dalam hal
dana. Oleh karena itu, harga yang merupakan nilai tukar sebuah barang atau jasa
menjadi faktor utama yang menentukan keputusan konsumen untuk membeli. Harga
jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu menetapkan
harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan
dapat memberikan laba yang maksimal.
Perusahaan biasanya
berupaya menentukan harga yang akan memaksimalisasi nilai perusahaan. Harga
yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan
pada akhirnya, keuntungannya. Mengingat bahwa pendapatan dari penjualan sebuah
produk akan sama dengan harga dikalikan dengan kuantitas penjualan. Meskipun
harga yang lebih rendah akan mengurangi pendapatan per unit yang diterima,
biasanya akan menghasilkan kuantitas penjualan yang lebih tinggi. Harga yang
lebih tinggi akan meningkatkan pendapatan per unit yang diterima namun akan
menghasilkan kuantitas unit penjualan yang lebih rendah.
Harga jual produk
maupun jasa dapat ditentukan dengan beberapa metode, antara lain:
a. Penentuan harga jual normal
Ada dua unsur yang
diperhitungkan dalam penentuan harga jual normal, yakni taksiran biaya penuh
dan laba yang diharapkan. Dalam penentuan harga jual normal, harga ditentukan
dengan menambah biaya penuh masa yang akan datang dengan suatu persentase
tambahan di atas jumlah biaya (mark up). Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga jual = taksiran
biaya penuh + laba yang diharapkan
b. Penentuan harga jual dalam cost type contract
Merupakan penentuan
harga jual berdasarkan kontrak pembuatan produk atau jasa di mana pembeli
menyetujui harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu
dari seluruh biaya tersebut.
c. Penentuan harga jual pesanan khusus
Pesanan khusus adalah
pesanan yang diterima perusahaan di luar pesanan regular perusahaan. Pemesan
biasanya memesan dalam jumlah besar sehingga harga yang diminta berada di bawah
harga jual normal, yaitu di bawah biaya penuh yang dikeluarkan perusahaan dalam
proses produksi, namun di atas biaya variabel. Dalam keadaan ini perusahaan
mendapatkan laba kontribusi sebab seluruh biaya tetap akan dibebankan pada
perhitungan pesanan regular perusahaan.
d. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan
pemerintah
Pada metode ini harga
jual produk didasarkan pada biaya penuh masa yang akan datang ditambah
laba yang diharapkan. Produk dan jasa yang mendapat pengaruh atas Peraturan
Pemerintah adalah produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat luas, antara lain bahan bakar, minyak, beras, telepon,
listrik, dan sebagainya.
Konsep-Konsep Dasar Dalam Penentuan Harga
Terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menetapkan harga. Biaya,
permintaan pasar, situasi persaingan, jangkauan waktu, dan strategi merupakan
hal-hal yang harus dipertimbangkan, dan semuanya penting. Berikut ini adalah
beberapa konsep dasar ekonomi yang mempengaruhi harga:
a. Permintaan pelanggan
Secara umum, para
pelanggan menginginkan barang-barang dan jasa yang berkualitas tinggi dengan
harga yang rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kurva permintaan tradisional
yang menunjukkan relasi yang berlawanan antara harga dan kuantitas. Pada
tingkat harga yang lebih rendah pelanggan akan membeli lebih banyak barang.
Selain itu, permintaan pelanggan juga dipengaruhi oleh pendapatan pelanggan,
kualitas produk yang dijual, ketersediaan barang pengganti, permintaan untuk
barang-barang pelengkap, baik untuk memenuhi kebutuhan maupun untuk kemewahan,
dan lain sebagainya.
b. Elastisitas harga permintaan
Suatu faktor penting
yang menentukan di mana perubahan harga akan menghasilkan perubahan kuantitas,
atau suatu tingkat penentuan di mana jumlah barang yang diminta
berubah sesuai dengan perubahan harga disebut sebagai elastisitas harga
permintaan. Elastisitas harga permintaan dapat bervariasi dari yang elastis
sampai tidak elastis. Ketika permintaan tidak elastis, suatu perubahan harga memiliki
pengaruh yang relatif kecil terhadap jumlah permintaan. Hal yang sebaliknya
terjadi pada permintaan elastis.
c. Struktur pasar
Struktur pasar
mempengaruhi tingkat kebebasan perusahaan untuk mengubah harga.
Perusahaan-perusahaan harus awas terhadap struktur pasar di mana mereka
beroperasi, agar mereka memahami pilihan-pilihan harga mereka.
Strategi Penentuan Harga
Perusahaan menentukan
harga produk mereka dengan pertimbangan biaya produksi, suplai persediaan, dan
harga persaingan.
a. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi
Dalam strategi ini,
perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per
unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikan. Jika
metode ini digunakan, perusahaan juga harus mencatat semua biaya produksi yang
melengkapi produksi sebuah produk. Penentuan harga berdasarkan biaya berupaya
untuk memastikan bahwa biaya produksi dapat tertutupi.
b. Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan
Pada umumnya perusahaan
cenderung menurunkan harga jika mereka harus mengurangi persediaan.
c. Penentuan harga berdasarkan harga pesaing
Perusahaan umumnya akan
mempertimbangkan harga pesaing ketika menentukan harga produk mereka. Selain
itu, perusahaan juga dapat menggunakan berbagai strategi penentuan harga untuk
bersaing melawan produk-produk lain, antara lain:
1) Penentuan harga penetrasi
Jika sebuah perusahaan
ingin memastikan bahwa ia dapat menjual produknya, maka perusahaan tersebut
akan menentukan harga yang lebih rendah dibanding produk-produk pesaing agar
dapat menembus pasar. Keberhasilan dari penentuan harga penetrasi ini
tergantung pada seberapa besar tanggapan konsumen terhadap penurunan harga.
Permintaan akan produk dengan harga elastis akan sangat responsif terhadap
perubahan harga. Namun perusahaan tidak perlu menggunakan strategi ini jika
produk mereka tidak elastis terhadap harga, karena kebanyakan konsumen tidak
akan beralih ke produk pesaing untuk mengambil keuntungan dari harga yang lebih
rendah.
2) Penentuan harga defensif
Jika perusahaan
menyadari bahwa harga sebuah produk kompetitif telah diturunkan, maka
perusahaan akan menggunakan strategi penentuan harga defensif, yakni tindakan
menurunkan harga produk untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
3) Penentuan harga prestise
Perusahan akan
menggunakan strategi ini jika produk mereka dimaksudkan untuk meraih kesan lini
yang terbaik.
Gross Margin (Marjin Kotor)
Marjin kotor berbeda
dengan laba kotor. Laba kotor merupakan hasil pengurangan dari total penjualan
dengan harga pokok penjualan, sedangkan marjin kotor merupakan rasio dari laba
kotor dan penjualan.
Adapun elemen-elemen
yang menentukan besarnya laba kotor adalah:
- Elemen pendapatan penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya:
- Harga jual satuan
- Kuantitas atau volume penjualan
- Elemen harga pokok penjualan, elemen ini ditentukan oleh besarnya:
- Harga pokok penjualan setiap produk
- Kuantitas atau volume penjualan
Marjin kotor digunakan
untuk mengukur perbandingan antara laba kotor dengan tingkat penjualan bersih,
di mana laba kotor diperoleh dengan cara mengurangkan antara penjualan bersih
dengan harga pokok penjualan. Semakin besar rasio ini, semakin baik keadaan
perusahaan, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup
tinggi dan ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah
bila dibanding dengan penjualan. Sebaliknya, semakin kecil rasio marjin
kotornya, maka semakin kurang baik pula operasional perusahaan.
Marjin kotor merupakan
variabel yang sangat penting dalam memahami kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba. Adalah sangat penting untuk mengetahui faktor apa saja yang
mengendalikan rasio ini.
Rasio marjin kotor
dipengaruhi oleh penjualan dan harga pokok penjualan ataupun biaya produksi.
Rasio yang rendah bisa disebabkan oleh penjualan turun lebih besar dari
turunnya biaya-biaya, dan sebaliknya. Atau lebih jelasnya, apabila rasio ini
bertambah tinggi antara satu periode dengan periode selanjutnya, berarti hal
ini mengindikasikan perusahaan berhasil menekan biaya produksi seefisien
mungkin. Sebaliknya, semakin rendah angka rasio marjin kotor, maka hal ini
menunjukkan bertambahnya biaya produksi.
Rasio ini
memberitahukan laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan setelah
dikurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual. Rasio tersebut merupakan
pengukur efisiensi operasi perusahaan, serta merupakan indikasi dari cara
produk ditetapkan harganya.
Hubungan dan Pengaruh Harga Jual Terhadap Gross Margin
Marjin kotor
mencerminkan harga, volume, dan biaya yang terjadi pada suatu periode perolehan
marjin tersebut. Pada perusahaan manufaktur, perubahan pada marjin
kotornya mencerminkan perubahan terhadap harga
jual produk perusahaan, tingkat biaya pabrikasi atau
perubahan volume penjualan produk tersebut.
Pada perusahaan dagang
atau jasa, perubahan terhadap marjin kotor mencerminkan perubahan terhadap
harga jual produk atau jasa tersebut, besarnya jumlah yang dibayarkan untuk
membeli produk dari pemasok dan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan jasa.
Dalam organisasi
perdagangan/ jasa, marjin kotor dapat dipengaruhi oleh kombinasi perubahan
dalam:
- Harga jual yang dibebankan untuk produk/ jasa yang diberikan
- Harga beli yang dibayarkan untuk barang yang dibeli dari luar
- Biaya jasa yang diberikan oleh sumber internal dan eksternal
- Setiap perubahan volume dalam bauran produk/ jasa perusahaan
Dari uraian tersebut di
atas, maka dapat disimpulkan secara teoritis bahwa harga jual mempunyai
pengaruh yang positif terhadap marjin kotor produk. Hal ini dibuktikan
dengan kondisi di mana setiap kenaikan maupun penurunan marjin kotor perusahaan
dipengaruhi oleh keputusan manajemen perusahaan untuk menaikkan ataupun
menurunkan harga jual produk perusahaan tersebut.
CARA MENGHITUNG LABA RUGI SEBUAH USAHA
Pengertian Laba/Rugi
Dalam
pengertian L aba/Rugi adalah selisih jumlah antara jumlah penerimaan dengan
jumlah biaya produksi, jika dirumuskan:
Keterangan
:
L = Laba/rugi TR = Penerimaan total TC = Pengeluaran (biaya total) Jika L negatif berarti rugi L positif berarti laba L sama dengan nol berarti impas |
Laporan laba rugi pada perusahaan dagang menyajikan informasi mengenai penjualan harga pokok, penjualan beban usaha, pendapatan lain-lain danbiaya lain-lain untuk mengetahui laba atau rugi
Manfaat Perhitungan Laba Rugi
- Menilai rentabilitas perusahaan: kemampuan perush dlm menghasilkan keuntungan
- Sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan.
- Sebagai alat untuk menakar ketepatan strategi yang dijalankan perusahaan.
- Sebagai dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan
- Membantu melakukan penilaian resiko pencapai anaruskas perusahaan dimasa mendatang.
- Mengetahui perkembangan perusahaan keperiode berikutnya.
- Sebagai dasar untuk mengambil berbagai keputusan penting guna meningkatkan pencapaian perusahaan.
PENDAPATAN
adalah pertambahan nilai aktiva yang membuat nilai modal menjadi bertambah. Pendapatan terdiri dari 2 jenis yaitu pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha (sewa/bunga).
- BEBAN
BEBAN USAHA
- BEBAN PENJUALAN
- BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
CARA PERHITUNGAN LABA
- LABA KOTOR
- LABA USAHA
- LABA SEBELUM PAJAK
- LABA BERSIH
JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN
- Laporan Laba/Rugi
- Laporan Ekuitas
- Neraca
- Laporan Arus Kas
CARA MENGHITUNG LABA/ RUGI
- Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha
- Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjaualan
- Penjualan Bersih = Penjualan – Retur Penjualan dan Pengurangan Harga – Potongan Penjualan
- Catatan Atas Laporan Keuangan
- Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, maka akan lahir konsep LABA
- Jika biaya lebih besar dari penerimaan, maka akan lahir konsep RUGI
- Jika biaya sama dengan penerimaan, maka akan lahir konsep impas (Break Event Point)
Adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi yang diakibatkan adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba usaha, dideritanya kerugian atau adanya penambahan investasi model.
- Unsur-unsur perubahan modal:
– Laba/ Rugi (Usaha)
– Pengambilan pribadi
– Investasi Modal
– Modal Akhir
LAPORAN KEUANGAN NERACA
Adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi ruangan perusahaan pada saat tertentu
LAPORAN ARUS KAS
Adalah menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama satu periode
Penyajian dan Pengemasan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap hari baik
diolah sendiri di rumah maupun membeli makanan jadi/matang siap santap.
Pengemasan makanan adalah cara untuk menyajikan makanan kepada orang untuk
diperjualbelikan, yang telah ditata berdasarkan komposisi warna,
tekstur/bentuk, rasa, aroma, dan alat/kemasan sajian makanan.
Faktor-Faktor dalam Penyajian/Pengemasan
1.
Sanitasi atau higenis makanan merupakan salah satu prinsip dari pengemasan
makanan. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :
- Setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat penyajian agar jenis makanan tidak tercampur dan terkontaminasi oleh bakteri atau kuman.
- Makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah) baru di campur pada saat menjelang di hidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak.
- Beberapa makanan nikmat dihidangkan masih dalam keadaan panas, seperti sup, bakso, dan soto.
- Peralatan yang digunakan seperti dus, piring, gelas, mangkuk, harus bersih dan dalam kondisi baik.
- Hindari kontak langsung dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan penampilan yang baik.
2.
Cita rasa. Konsumen memilih suatu makanan adalah karena cita rasanya, sensasi
rasa, tekstur, dan bau.
3.
Warna dan tekstur. Warna makanan dapat memperlihatkan bahwan makanan tersebut
masih berkualitas baik atau sudah jelek. Tekstur makanan yang empuk, mudah
digigit, dan mudah dikunyah akan dapat dinikmati dengan nyaman.
4.
Alat penyajian dan kemasan.Seseorang membeli makanan di restoran kadang dimakan
di tempat atau di bungkus untuk dibawa pulang. Berikut ini adalah alat
penyajian dan kemasan yang digunakan :
- Alat penyajian tradisional. penggunaan alat penyajian tradisional adalah daun. Daun yang biasa digunakan adalah daun pisang.
- Alat penyajian modern. Alat penyajian modern dapat menggunakan berbagai wadah yang berbahan dasar kaca, keramik, plastik, atau baja antikarat (stainless steel)
- Kemasan tradisional. Kemasan tradisional yang biasa digunkan adalah daun pisang.
- Kemasan modern. Kemasan modern saat ini banyak sekali dijumpai. Kemasan ini bertujuan agar makanan tersebut terjaga kebersihannya serta menjaga cita rasa makanan tersebut. Kemasan modern yang sering digunakan yaitu aluminium foil, styrofoam, dan plastik.
- Penyajian dan kemasan yang dimodifikasi. Modifikasi kemasan tradisional dan modern banyak dilakukan, selain menjaga makanan agar tetap bersih juga memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri produk olahan tertentu. Contohnya penggunaan plastik mika dan kardus sebagai kemasan dikombinasikan dengan daun pisang.
Interaksi bahan pangan atau makanan
dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi bahan pangan
tersebut, antara lain :
1. Interaksi massa :
– Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll).
– Kontaminasi serangga.
– Penambahan air atau menguapnya air.
– Benturan / gesekan.
2. Interaksi cahaya :
– Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.
1. Interaksi massa :
– Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll).
– Kontaminasi serangga.
– Penambahan air atau menguapnya air.
– Benturan / gesekan.
2. Interaksi cahaya :
– Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.
3. Interaksi
panas :
– Terjadi gosong, perubahan warna.
– Rusaknya nutrisi, case hardening dll.
– Terjadi gosong, perubahan warna.
– Rusaknya nutrisi, case hardening dll.
Tujuan Pengemasan
§ Membuat umur
simpan bahan pangan menjadi panjang.
§ Menyelamatkan
produksi bahan pangan yang berlimpah.
§ Mencegah
rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.
§ Menjaga dan
menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.
§ Memudahkan
distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
§ Mendukung
perkembangan makanan siap saji.
§ Menambah
estetika dan nilai jual bahan pangan.
Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
v Bahan
pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
v Metode atau
teknik Pengemasan bahan pangan harus tepat.
v Pola
distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.
Bahan kemas
Bahan kemas baik bahan logam,maupun bahan lain seperti bermacam-macam plastik,gelas,kertas dan karton seyogyanya mempunyai 6 fungsi utama; yaitu :
Bahan kemas baik bahan logam,maupun bahan lain seperti bermacam-macam plastik,gelas,kertas dan karton seyogyanya mempunyai 6 fungsi utama; yaitu :
a. Sebagai pelindung terhadap
kotoran dan kontaminasi.
b. Sebagai pelindung terhadap
kerusakan fisik,perubahan kadar air dan penyinaran (cahaya).
c. Mempunyai fungsi yang baik,
efisien dan ekonomis khususnya selama proses penempatan bahan kedalam wadah
kemasan.
d. Mempunyai kemudahan dalam membuka
atau menutup dan juga memudahkan dalam tahap-tahap penanganan,pengangkutan dan
distribusi.
e. Mempunyai ukuran,bentuk dan bobot
yang sesuai dengan stndart yang ada,mudah dibuang,dan mudah dibentuk atau
dicetak.
f. Menampakkan identitas ,informasi dan
penampilan yang jelas agar dapat membantu promosi atau penjualan.
Dengan banyaknya persyaratan yang
diperlukan bagi bahan kemas,maka tentu saja bahan kemas alami tidak akan dapat
memenuhi sebagian besar persyaratan tersebut.Karena itu manusia dengan bantuan
teknologi berhasil membuat bahan kemas sintetik yang dapat memenuhi sebagian
besar dari persyaratan minimal yang diperlukan (Syarief,1989)
Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai hal
antara lain : frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan,sifat kekakuan bahan
kemas, sifat perlindungan terhadap lingkungan, dan tingkat kesiapan pakai
(Iskandar,1987)
1.
Frekuensi pemakaian ;
a. Kemasan sekali pakai
(disposable),yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai (bungkus
permen,bungkus daun)
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang
kali (multi trip),yaitu kemasan yang dikembalikan pada penjual setelah dipakai
(beberapa jenis botol minuman)
c. Kemasan yang tidak dibuang atau
dikembalikan (semi disposible),kemasan tersebut biasanya digunakan untuk
keperluan lain setelah dipakai (kaleng susu)
2.
Struktur sistem kemas;
a. Kemasan
primer,yaitu kemasan yang langsung mewadahi bahan (kaleng susu, botol
minuman,bungkus tempe)
b. Kemasan sekunder ,yaitu kemasan
yang fungsi utamanya melindungi kemsan primer (kotak karton,keranjang tempe)
c. Kemasan tersier,kuarter,dst,yaitu
apabila diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer dan sekunder.
3.
Sifat kekakuan bahan kemas ;
a. Kemasan fleksibel,yaitu bila
bahan kemas mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah plastik,kertas,foil)
b.Kemasan kaku,yaitu bila bahan
kemas bersifat keras,kaku,tidak tahan lenturan(kayu,gelas,logam)
c. Kemasan semi kaku atau semi
fleksibel,yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel
dan kemasan kaku (botol plastik).
4.
Sifat perlindungan terhadap lingkungan;
a. Kemasan hermitis (tahan uap dan
gas),yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas,udara dan
uap air (kaleng dan botol gelas).
b. Kemasan tahan cahaya,yaitu
kemasan yang tidak bersifat transparan (logam,kertas,foil)
c. Kemasan tahan suhu tinggi,kemasan
yang tahan terhadapproses pemanasan (logam dan gelas)
5. Tingkat
kesiapan pakai;
a. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas
yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari
pabrik (botol, kaleng)
b. Kemasan siap dirakit atau disebut juga
kemasan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian
(lempengan logam,kertas,foil atau plastik)
Bahan –
bahan kemasan yang banyak beredar dipasaran dan umum digunakan dalam pengemasan
produk-produk hasil pertanin dan bahan pangan olahan adalah gelas, kertas,
logam dan plastik.(Osborne,1980)
Persyaratan
Bahan Pengemas :
- Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.
- Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).
- Harus kedap air.
- Tahan panas.
- Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.
Jenis-jenis
Bahan Pengemas
1. Untuk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) :
1. Untuk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan) :
- Kaleng/logam
- Botol/gelas
- Plastik
- Kertas
- Kain
- Kulit, daun, gerabah, bambu, dll
2. Untuk
wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau
penyimpanan) :
- Kayu
- Karton
1. Gelas
Sebagai bahan kemas gelas mempunyai
sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert (tidak bereaksi) kuat,
tahan terhadap kerusakan,sangat baik sebagai barier terhadap benda
padat,cair dan gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi promosi
disamping itu beberapajenis gelas seperti pyrex tahan terhadap suhu yang
tinggi. Kelemahan kemasan gelas yaitu mudah pecah dankurang baik bagi
produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet).
- Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
- Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
- Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
- Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
- Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka terhadap sinar.
- Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus.
Kemasan gelas berkembang terus,
mulai dari bejana sederhana hingga berbagai bentuk kemasan yang sangat menarik
walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan bahan kemasan lainnya
(Osborne,1980).
Menurut Hanlon (1971),gelas bukan
merupakan bahan kristal,sehingga lebih tepat disebut cairan beku. Dalam proses
pembuatannya bahan gelas mengalami proses annelling pada suhu 540 - 570° C. Penggunaan bahan gelas untuk bahan pangan yang
memerlukan pasteurisasi dan sterilisasi sangat tepat.
Dalam proses pengemasan dengan
menggunakan kemasan gelas dalam bentuk botol, kegiatan menutup atau menyumbat
botol merupakan satu bagian yang penting dan perlu mendapat perhatian. Bagian
penutup atau tutup botol merupakan bagian yang terlemah dari sistem
perlindungan terhadap gangguan atau pencemaran dari luar,karena cara penutupan
dan jenis/bahan penutup yang kurang tepat dapat menyebabkan pencemaran dan
kerusakan bahan yang dikemas. Bahan – bahan yang umum digunakan untuk menutup
adalah logam (kaleng ), aluminium, gabus dan berbagai jenis plastik
(Syarief,1989)
2.Kertas
Selain untuk media komunikasi atau
media cetak, kertas digunakan menjadi bahan pengemas.Pada abad ke 19 kertas
menggantikan peranan kemasan dari tanah liat, gelas dan kaleng. Pada abad ke 19
itu pula karton mulai berkembang dalam bentuk kantong kertas dan kardus.Kotak
kertas yang dibuat pada sekitar tahun 1840 membutuhkan banyak lem karena banyak
potongan yang perlu direkat. Penggunaannya terbatas untuk barang-barang mewah
(Syarief,1989)
Jenis-jenis kertas kemudian lebih
beragam mulai dari kertas karton, kertas tulis, kraft,kertas label,kertas tahan
minyak (lemak),hingga berbagai jenis karton. Secara berangsur-angsur sebagai
bahan kemas, kemasan kertas mendapat saingan dari bahan kemas lain terutama
plastik.Kertas dan karton dapat dibuat lembaran – lembaran dan gulungan, karena
itu memungkinkan untuk dilakukan proses laminasi sehingga kertas banyak
dikombinasikan dengan bahan lain yang kedap udara dan tahan air.
- Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak.
- Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
- Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropah.
Kantung kertas merupakan salah satu
kemasan tertua yang masih tetap popular.Sedangkan amplop adalah kantung kertas
yang mempunyai bentuk khusus,sangat umum digunakan untuk pembungkus surat.
Kedua jenis pembungkus ini dinilai cukup murah, baik harganya maupun ongkos
untuk pengangkutannya. Mempunyai rasio bobot (perbandingan antara berat kemasan
dengan berat produk yang dikemas) yang rendah. Seperti juga amplop, kantung
kertas dapat dibedakan atas beberapa jenis rempah dan berbagai jenis tepung
(Syarief,1989).
Karton lipat merupakan jenis
pengemas yang popular karena mempunyai sifat praktis, murah dan mudah dilipat
sehingga hanya memerlukan sedikit ruang dalam pengangkutan dan penyimpanan.
Demikian pula dalam pencetakan dan penggrafiran dapat dilakukan untuk
meningkatkan penampilan produk.Pemakaian yang luas dari jenis kemasan ini
disebabkan oleh banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan
karakteristik yang khusus. Dalam perdagangan karton lipat dikenal dengan nama
FC (Folding Carton)
3. Logam
Beberapa keuntungan dari kemasan
logam (kaleng) untuk makanan dan minuman yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang
tinggi,mempunyai sifat sebagai barrier yang baik khususnya terhadap gas,uap
air,jasad renik,debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan hermitis.
Disamping itu walaupun mempunyai resiko adanya pengikisan atau migrasi
unsur-unsur logam,akan tetapi tosisitasnya relatif rendah,tahan terhadap
perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim dam mempunyai permukaan yang ideal
untuk pemberian dekorasi dalam labeling.
- Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
- Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
- Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.
Kemasan kaleng,umumnya digunakan
untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi termal. Pada mulanya
kemasan kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari lembaran
dasar baja dilapisi timah putih dengan cara encelupan dalam timah cair panas
(hot dipping) atau dengan proses elektrolisa yaitu menggunakan listrik galvanis
sehingga menghasilkan lapisan timah yang lebih tipis standar,seperti misalnya
kaleng baja bebas timah (tin free steel),kaleng tiga lapis (three piece cans),
dan kaleng lapis ganda (two piece cans) (Syarief,1989).
Aluminium adalah logam yang lebih
ringan dari baja, mempunyai daya korosif oleh atmosfir yang rendah,mudah
dilekuk-lekukkan sehingga lebihmudah berubah bentuknya,tidak berbau,tidak berasa,tidak
beracun dan dapat menahan masuknya gas. Aluminium lebih sukar disolder sehingga
sambungan-sambungannya tidak dapat rapat. Kemasan yang dibuat dari alumiun
dapat menyebabkan patahan – patahan jika terlipat,sehingga dapat menimbulkan
lubang-lubang.
- Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja.
- Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
- Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
- Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
Pada umumnya penggunaan alumium
secara komersial memerlukan sifat-sifat khusus yang mungkin tidak menguntungkan
bila digunakan aluminium yang murni.Penambahan komponen campuran dapat
memperbaiki sifat-sifatnya dan daya tahan korosi. Bahan –bahan yang umum
digunakan sebagai campuran diantaranya adalah tembaga,magnesium,mangan
khronium,seng,besi dan titanium. Sifat-sifat yang spesifik dari aluminium memungkinkan
penmggunaan logam terbebut sebagai tutup kaleng kemasan berbagai jenis makanan
dan minuman atau untuk tube logam lunak / collapsible tube ( Iskandar ,1987).
Foil adalah bahan kemasan dari logam
, berupa lembaran aluminium ayng padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari
0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-beda,yaitu dari mulai yang sangat
lunak sampai yang keras. Foil mempunyai sifat yang hermetis,fleksibel,tidak
tembus cahaya (cocok untuk kemasan margarin dan yoghurt).Pada umumnya digunakan
sebagai bahan pelapis (laminan) yang dapat ditepatkan pada bagian dalam
(lapisan dalam) atau lapisan tengah sebagai penguat yang dapat melindungi
kemasan (Syarief,1989)
4.Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan
sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis makanannya. elemahan plastik
adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara
melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun. Penggunaan plastik sebagai kemasan dapat berupa
kemas bentuk (flexible) atau sebagai kemas kaku. Makanan padat yang umumnya
memiliki umur simpan pendek atau makanan yang tidak memerlukan perlindungan
yang hebat dikemas dengan kemasan bentuk. Akan tetapi makan cair dan
maka padat yang memerlukan perlindungan yang kuat perlu dikemas dengan kemasan
kaku dalam bentuk botol,jerigen,kotak atau bentuk lainnya (Suryati dan Setiawan
,1987)
Berbagai jenis kemasan bentuk muncul
dengan pesat seperti polietilen,polipropilen,polyester nilon dan film vinil.
Sebagai bahan pengemas ,plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal,komposit
atau berupa lapisan – lapisan (multi lapis)dengan bahan lain (kertas,aluminium
foil ). Kombinasi tersebut dinamakan laminasi yang diproses baik dengan cara
laminasi akstrusi maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari
berbagai ragam plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan.
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap
perubahan suhu maka plastik dapat dibagi dua,yaitu :
1.
Termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu,dan
mempunyai sifat dapat balik (reversible) kepada sifat aslinya,yaitu kembali
mengeras bila didinginkan.
2.
Termoset atau Termodursinable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu, bila
sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali (non
reversible).Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai,karena sifatnya yang demikian sering digunakan
sebagai tutup ketel,eperti jenis-jenis melamin.
Penggunaan
plastik untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya yang
menguntungkan,seperti luwes (mudah dibentuk),mempunyai adaptasi yang tinggi
terhadap produk,tidak korosif seperti kemasan logam , serta mudah dalam
penanganannya. Di dalam perdagangan dikenal plastik untuk kemasan pangan (food
grade) dankemasan untuk bukan pangan (non food grade).
Kemasan kaku
yang terbuat dari plastik paling banyak digunakan untuk mengemas produk susu.
Dua jenis bahan dari plastik yang terbaik yaitu LDPE (Low Density Polyethylene
) dan HDPE (High Density Polyethylene). Bentuk-bentuk kemasan plastik kaku
dapat dijumpai dengan mudah di pasaran dalam bentuk yang siap pakai seperti
botol.jerigen,drum ,gelas ,mangkuk, ember, dan lain-lain (Syarief,1989)
Penggunaan
plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis
makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik
masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi
pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
Jenis
plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan,
polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester,
poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
- Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
- Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.
- Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
- Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan.
5.Kain Blacu
- Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.
- Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah harganya.
- Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.
6.Edible
film
Edible film
adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan
yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak.
ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut
(agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin,
gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah
pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
7.Karton
Karton
sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai
wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan
agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas
lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan
secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan
ruang luas.
8.Bahan Pengemas Tradisional
Daun
Digunakan
secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun
pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan
dalam proses pemanasan dibanding plastik.
Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan
asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang diglasir bersifat kedap air, kedap
udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin sehingga cocok untuk
mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih dll.
Proses pengemasan bahan / produk
olahan pangan yang dilakukan di industri – industri kecil dan menengah pada
umumnya sangat sederhana dan mudah melaukannya, baik cara maupun peralatannya.
Perbedaan untuk masing-masing produk hanya terletak ada proses sterilisasi, ada
yang memerlukan dan ada yang tidak, ada yang dikemas terlebih dahulu, ada yang
disterilisasi terlebih dahulu.
Pengemasan
mempunyai peran yang sangat penting baik dalam pengawetan maupun dalam
mempertahankan mutu produk-produk pangan atau hasil pertanian. Dengan
pengemasan dapat membantu mencegah dan melindungi produk dari kemungkinan
kerusakan fisik dan pengaruh pencemaran. Saat ini pengemasan berkembang secara
pesat seiring dengan pesatnya perkembangan industri yang menggunakannya dan
berbagai macam bahan dan bentuk kemasan sudah banyak tersedia dan dengan mudah
dapat diperoleh di pasaran sesuai dengan kebutuhan.
Comments
Post a Comment