Bahan Bakar Bensin (Gasoline)



Bahan bakar
            Bahan bakar yaitu bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor.
Ada beberapa bahan bakar yang digunakan pada kendaraan. Beberapa diantaranya berisikan racun dan zat kimia yang mudah terbakar, dan ini harus ditangani dengan berhati-hati. Gunakan tipe bahan bakar yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan, karna ini dapat menyebabkan kerusakan bekerjanya komponen.

Tentang Bahan Bakar Bensin (Gasoline)

Bensin adalah salah satu produk hasil pengolahan minyak bumi dan merupakan zat cair yang memeiliki kemampuan untuk menguap pada suhu yang rendah, komponen utama yang terkandung di dalam bensin yaitu oktana dan n-heptana, molekul-molekul yang terdapat pada bensin memiliki kecenderungan untuk lepas dari permukaan bila dibandingkan dengan zat cair yang lain, makin tinggi temperatur yang terdapat pada lingkungan sekitar bensin maka semakin tinggi pula proses pelepasan molekul-molekul dari permukaan.

Bensin dihasilkan dari unit pengolahan minyak bumi dengan cara destilasi bertingkat, selanjutnya fraksi tersebut akan akan di konversi untuk memecahkan fraksi-fraksi berat pada proses hydrocracking misalnya fraksi kerosen (minyak tanah) setelah dikonversi akan menghasilkan fraksi bensin. Umumnya bensin sering juga disebut sebagai gasoline atau petrol yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dan fraksi ini dapat dibedakan dalam berbagai jenis, yaitu:
  1. Bensin Putih
Memiliki komponen-komponen anti ketukan yang rendah yang ditentukan dalam bilangan oktan.
  1. Bensin Reguler
Memiliki anti ketukan yang lebih baik bila dibangdingkan dengan bensin putih, biasanya jenis bensin ini memiliki sedikit kandung TEL (Tetra Ethyl Lead) yang berfungsi untuk menaikkan jumlah oktan bensin. Biasanya digunakan untuk mesin tertentu.
  1. Premium dan Super Premium
Kedua jenis ini memiliki jumlah oktan yang lebih baik dan cocok digunakan untuk berbagai jenis mesin kendaraan bermotor.

1.     Karakteristik Utama Pada Bensin

Sebagai bahan bakar, bensin harus memiliki standar tertentu agar dapat melakukan pembakaran secara baik dan mampu memberikan tenaga pada mesin kendaraan, berikut sifat-sifat utama pada bensin:
  1. Kecepatan Penguapan
Kecepatan penguapan pada bensin diartikan sebagai mudah tidaknya bensin tersebut mengalami penguapan pada kondisi tertentu, kondisi ini akan terjadi apabila disekitar bensin terdapat kandungan oksigen yang cukup dan disertai dengan temperatur yang cukup, makin tinggi temperatur maka makin cepat juga molekul-molekul bensin mengalami penguapan.
  1. Kecenderungan Berdetonasi
Kecenderungan berdetonasi memiliki peran penting bagi suatu jenis bensin, denotasi yaitu proses pembakaran di dalam mesin yang menimbulkan panas akibat pembakaran yang menyebabkan campuran bensin yang belum terkena percikan api dari busi dapat mengalami pembakaran dengan sendirinya akibat penguapan karena suhu yang panas dari proses pembakaran sebelumnya. Kecenderungan detonasi yang tinggi dapat menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap motor.

Kecenderungan bensin untuk berdetonasi dinyatakan dalam bilangan oktan, bilangan oktan pada bensin ialah bilangan bulat yang terdiri dari beberapa persen campuran iso-oktana dan heptana, bilangan iso-oktana diberi nilai 100 sedangkat heptana diseri nilai nol. Jika bensin memiliki bilangan oktan 86, maka bensin tersebut memiliki campuran 86% iso-oktana dan 24% heptana. Semakin tinggi bilangan oktan yang dimiliki suatu bensin maka kecenderungan detonasi pada bensin tersebut akan semakin rendah.
  1. Kadar Belerang (sulfur)
Kadar belerang yang tinggi pada bensin dapat mengganggu proses pembakaran dan merusak komponen mesin. Batas kadar belerang yang ditetapkan yaitu 2% dan dianjurkan agar lebih kecil dari batas tersebut.
  1. Kadar Damar
Kadar damar pada bensin dapat menyebapkan kerusakan pada mesin seperti katup, saluran pembuangan dan torak karena damar memiliki sifat yang mudah menempel. Selain memiliki dampak buruk terhadap mesin, kadar damar dapat menurunkan bilangan oktan pada bensin saat berada didalam tanki penyimpanan. Jadi semakin lama proses penyimpanan bensin maka kandungan damar akan semakin bertambah, batas kadar damar yang ditoleransi maksimum 10 mg tiap 100 cm3 volume bensin. 
  1. Titik Beku
Suhu dimana bensin mulai mengalami pembekuan disebut dengan titik beku bensin. Proses pembekuan pada bensi dapat terjadi jika didalam bensin tersebut memiliki kandungan aromat, aromat-aromat inilah yang akan mengalami pembekuan pada suhu tertentu. Apabila proses pembekuan terjadi, hal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada suluran alir bensin. Untuk daerah yang memiliki cuaca yang dingin maka bensin yang digunakan pada mesin kendaraan harus memiliki titik beku yang rendah, sekitar -50°C.
  1. Titik Embun
Suhu dimana bensin mulai mengalami pengembunan disebut dengan titik embun bensin. Saat penggunaan bensin yang memiliki titik embun yang tinggi, maka tetesan bensin yang belum menguap pada saluran isap dapat ikut masuk kedalam silinder sehingga penggunaan bensin menjadi boros. hal ini disebabkan karena di dalam silinder terdapat campuran dengan kondisi yang tidak homogen sehingga dapat menyebabkan pembakaran yang tidak baik. Pada dasarnya, titik embun pada kendaraan bermotor dibatasi dengan 140°C.
  1. Titik Nyala
Titik nyala bensin adalah suhu terendah dimana uap bensin yang telah bercampur dengan udara dapat terbakara jika terkena percikan api, titik nyala bensin berkisar antara -15°C sampai -43°C.
  1. Berat Jenis
Berat jenis bensin sering dinyatakan dalam skala standar API (American Petroleum Institute), dengan standar 67,8°API atau 0.71-0,77 g/cm3

2.     Syarat-Syarat Bensin
Kwalitas berikut ini diperlukan oleh bensin untuk memberikan kerja mesin yang lembut.
*      Mudah Terbakar
 Pembakaran serentak didalam ruang bakar dengan sedikit knocking.
*      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHLRNF24mQNHjmbGVeV2DVV-zIjIp0xchN1YpycBzrxryk0YIRVyobrdiWD4SMoJfayZ4k6gjWQgfKdc9LOByYY32qSQHvpRNbSZIszO6drOKr9zFC20qSZpTVRVwp2kM5ga5ZHyzH4Zzu/s1600/bensin-in.jpg         Mudah menguap
Bensin harus mampu membentuk uap dengan mudah untuk memberikan campuran udara-bahan bakar dengan tepat saat menghidupkan mesin yang masih dingin
*      Tidak beroksidasi dan bersipat pembersih
Sedikit perubahan kualitas dan perubahan bentuk selama disimpan. Selain itu juga bensin harus mencegah pengendapan pada system intake.


3.     Nilai Oktana
Nilai Oktan (Octane Number) atau tingkatan dari bahan bakar adalah mengukur bahan bakar bensin terhadap anti-knock characteristic . bensin dengan nilai oktana tinggi akan tahan terhadap timbulnya engine knocking dibanding dengan nilai oktan yang rendah.
Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur nilai oktana: Research method dan motor medhod.
Research method adalah yang paling umum digunakan dan spesifikasi nilai oktannya dengan metode ini ditetapkan dengan istilah RON (Research Octane Number).
Bensin dengan nilai oktana 90 umumnya disebut bensin biasa dan yang nilai oktanya lebih dari 95 disebut oktan tinggi atau super atau yang kita sebut premium. Mesin yang mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi memerlukan bahan bakar bensin yang mempunyai nilai oktana yang tinggi untuk menghilangkan knocking dan menghasilkan purtaran yang lembut.
Ada sedikit kerugian menggunakan bensin beroktan tinggi pada mesin biasa yang mempunyai perbandingan kompresi rendah. Bensin “octane tinggi” dan biasa banyak tersedia pada stasiun pompa bensin.
Bilangan oktana suatu bahan bakar diukur dengan mesin CFR (Coordinating Fuel Research), yaitu sebuah mesin penguji yang perbandingan kompresinya dapat di ubah-ubah. Di dalam pengukuran itu ditetapkan kondisi standar oprasinya (putara, temperatur, tekanan, dan kelembaban relatif dari udara yang masuk, dan sebagainya) dan bahan bakar yang akan digunakan sebagai pembanding atau pengukur.
Untung motor bensin di tetapkan heptana normal dan isooktana sebagai bahan bakar pembanding. Heptana normal adalah bahan bakar hidrokarbon (rantai lurus) yang mudah berdetonasi di dalam motor bensin, oleh karna itu dinyatakan sebagai bahan bakar dengan bilangn oktana sama dengan nol. Iso-oktana adalah suatu jenis bahan bakar hidrokarbon yang tidak mudah berdetonasi, dalam hal ini dinyatakan sebagai bahan bakar dengtan bilangan oktana sama dengtan 100.
Apabila suatu bahan bakar dengan bilangan oktana yang tinggi hendak digunakan pada mesin yanag sebenarnya dirancang untuk menggunakan bahan bakar dengan bilangan oktana yang rendah tanpa detonasi, tidak akan terlahat adanya perbaikan pada efisiensi dan daya yang dihasilkan. Keuntunagan yang dapat diperoleh dari bahan bakar dengan bilangan oktana yang tinggi adalah bahwa ia tidak peka terhadap detonasi. Oleh karena itu sangat cocok untuk digunakan pada mesin dengan perbandingan komperesi yang tinggi untuk memperoleh efisiensi yang tinggi tanpa detonasi, juga pada mesin dengan supercarjer  yang bertujuan menaikan daya poros.
Disamping itu juga sangat berguna untuk menaikan daya dan efisiensi dengan jalan memajukan saat penyalaan. Hal terahir ini dilakukan apabila semula ditetapkan saat penyalaan yang lebih lambat hanya dengan alasan hendak mencegah terjadinya detonasi.


4.     Karekteristik mesin bensin
- Kecepatan tinggidan tenaganya besar
- Mudah pengoperasiannya
- Pembakarannya sempurna
    - Umumnya di ganakan untuk mobil penumpang, kendaraan truk yang kecil, dan      sebagainya.

5.     Prinsip kerja mesin bensin
            Mari kita perhatikan bagai mana mesin bensin mengubah bahan bakar menjadi tenaga. Dalam gambar skema mesin bensin, campuran udara dan bensin di hisap kedalam silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat begerak naik, bila campuran udara dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder. Tekanan gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang menggerakan torak turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga pada mobil.
            Posisi tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik mati atas (TMA), dan posisi terendah yang di capai torak disebut (TMB). Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB di sebut langkah torak (stroke).
            Campuran udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas yang telah terbakar harus keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan adanya gerak torak yang turun naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran udara dan bensin kedalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan mengeluarkan gas bekas dari silinder, disebut satu siklus.
            Ada juga mesin yang tiap siklusnya terdiri dari dua langka torak. Mesin ini di sebut mesin dua langkah (two stroke engine). Poros engkol berputar satu kali selama torak menyelesaikan dua langkah. Sedangkan mesin lainnya, tiap siklusnya terdiri dari empat langkah torak. Mesin ini disebut mesin empat langkah (four-stroke engine). Poros engkol berputar dua putaran penuh selama torak menyelesaikan empat langkah dalam setiap siklus. 

                                   
6.     Sistem bahan bakar
            Sistem bahan bakar (ful system) terdiri dari beberapa komponen, dimulai dari tangki bahan bakar (ful tank) sampai pada charcoal canister. Bahan bakar yang tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ke karburator melalui ppipa-pipa dan selang-selang. Air dan pasi, kotoran dan benda-benda lainya dikeluarkan dari bahan bakar oleh saringan (ful filter).
            Kalburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC yang timbul di dalam tangki dikurangi oleh charcoal canister. Bensin di alirkan dari tangki melalui sarinagn, selang dan pip-pipa hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring dikirim ke karburator oleh pompa bahan bakar, dan karburator mencampurnya dengan udara dengan suatu perbandingkan tertentu menjadi canpuran udara dan bahan bakar. Sebagian campuran udara dan bahan bakar menguap dan menjadi kabut saat mengalir melalui intake manifold ke silinder.

Campuran Udara dan Bahan Bakar
            Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada dalam Kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang maksimum. Bensin sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah kedalam bentuk gas. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur denagan udara dalam perbandingan yang tepat. Untuk mendapatkan campuran udara dan bahan bakar yang baik, uap bensin harus bercampur dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan campuran udara dan juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar.

Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar
Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya, perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar. Bensin harus dapat terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang besar pada mesin. Perbandingan udara dan bahan bakar dalam teorinya adalah 15:1, yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki campuran udara dan bahan bakar dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung pada temperatur, kecepatan mesin, beban, dan kondisi lainya. Pada table di bawah ini diperlihatkan perbandingan udara dan bahan bakar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi mesin.


7.     Proses pembakaran
            Campuran bahan bakar-udara didalam selinder motor bensin harus sesuai dengan syarat busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik, yaitu pada saat beberapa derajat engkol sebelum torak mencapai TMA, campuran bahan bakar-udara disekitar itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala api merambat kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik), menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam silinder naik, sesuia dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.
            Sementara itu campuran dibagian yang terjauh dari busi masih menunggu giliran untuk terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut terakhir, karena terdesak oleh penekanan torak maupun oleh gerakan nyala api pembakaran pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat melampaui temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan cepatnya. Proses terbakar sendiri dari bagian campuran yang terakhir (terjatuh dari busi) dinamai detonasi.
            Tekanan didalam selinder tersebut dapat mencapai 130-200 kg/cm², dengan frekuensi getaran mencapai 4000-5000 cps. Detonasi yang cukup berat  menimbulkan suara  gemeletik seperti bunyi pukulan palu pada dinding logam. Bunyi tersebut jelas terdengar pada mesin mobil atau sepeda motor. Akan tetapi pada mesin pesawat terbang jarang terdengar karena terkalahkan oleh bunyi  gas pembakaran yang keluar dari mesin dan bunyi baling-baling.
            Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dapat merusa bagian ruang bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak tempat detonasi erjadi. Disamping itu detonasi mengakibatkan bagian ruang bakar (misalnya busi atau kerak yang ada)  sangat tinggi temperaturnya, atau pijar, sehingga dapat menyalakan campuran bahan bakar-udara sebelum waktunya  (pranyala). Pranyala ini serupa dengan penyalaan yang terlalu pagi. Jadi, dapat mengurangi daya dan efisiensi mesin, sedangkan tekanan maksimum gas pembakaranpun akan bertambah tinggi. Karena itu, detonasi yang dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah seluruh campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang berasal dari busi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah detonasi :
·         Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk kedalam silinder.
·           Mengurangi perbandingan kompresi.
·         Memperlambat saat penyalaan.
·         Memperkaya yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-udara atau
      mempermiskin yaitu menurunkan campuran bahan baka-udara  dari suatu harga
      perban dingan   campuran (misalnya, f=0,08) yangsangat mudah berdetonasi.
·         Menaikan kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk memperoleh arus
   turbulen pada   campuran didalam silinder yang mempercepat rambatan nyala api
·         Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak yangdi tempuh oleh
      nyala api dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga di capai jika
      dipergunakan busi lebih dari satu.
 Membuat kontruksi ruang bakar demikian rupa sehingga bagian yang terjauh darinbusi mendapat pendinginan yang lebih baik. Caranya ialah dengan memperbesarperbandingan antara luas pemukaan dan volume sehingga diperoleh ruangan yang sempit. Apabila detonasi itu terjadi juga, hanyalah dalam bagian yang kecil jumlahnya sehingga tidak membahayakan. Disamping itu busi   ditempatkan dipusat ruang bakar yaitu di antara katup buang bagian yang panas dan katup isap tepat  kemungkinan basar terdapat campuran yang kaya.

8.     Kualitas bensin

  1.  Mutu atau kualitas bensin ditentukan oleh persentase isooktana yang terkandung di dalamnya atau yang biasa disebut sebagai bilangan oktan. Dikatakan kualitas bensin ditentukan oleh isooktana (2,2,4–trimetilpentana), hal ini terkait dengan efisiensi oksidasi yang dilakukan oleh bensin terhadap mesin kendaraan. Efisiensi energi yang tinggi diperoleh dari bensin yang memiliki rantai karbon yang bercabang banyak.
  2. Adanya komponen bensin berantai lurus menghasilkan energi yang kurang efisien, artinya banyak energi yang terbuang sebagai panas bukan sebagai kerja mesin, dan hal ini menyebabkan terjadinya knocking atau ketukan pada mesin. Ketukan pada mesin ini menyebabkan mesin menjadi cepat rusak. Bensin premium memiliki bilangan oktan 82, sedangkan bensin super memiliki bilangan oktan 98.
  3. Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, noktana, dan n--nonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat.
  4. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum. Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar.
  5. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang / alisiklik / aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan.
  6. Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% n-heptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan: = (30/100 x 0) + (70/100 x 100) = 70
  7. Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
  8. Setiap kendaraan mempunyai kebutuhan angka oktan tertentu. Kebutuhan angka oktan kendaraan bermotor bensin tidak sama antara satu merek dengan merek lainnnya atau antara satu tipe dengan tipe lainnya untuk merek yang sama, tergantung pada perbandingan kompresi mesin dan faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kebutuhan angka oktan. Pengujian kebutuhan angka oktan kendaraan bertujuan untuk mengetahui tingkat angka oktan suatu kendaraan. Dengan diketahuinya kebutuhan angka oktana suatu kendaraan, maka secra teknis dapat ditentukan level angka oktana bensin yang akan digunakan untuk kendaraan tersebut. Jadi untuk melihat mutu bensin yg baik, dilihat dari nilai oktannya.
  9. Premium Bahan bakar ini yang banyak dikomsumsi kendaraan dengan menggunakan mesin/motor bensin 4 langkah , 2 langkah dan rotari dengan nilai oktan minimal 88. Bahan bakar ini dijumpai disemua pom bensin (SPBU) diseluruh Indonesia ¡Premix Bahan bakar ini dikomsumsi kendaraan dengan mesin/motor bensin 4 langkah dan rotari yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar dengan nilai octan minimal 92, hal ini disebabkan tuntutan teknologi mekanisme engine dan sistem pendukung lainnya, sehingga engine dapat beroperasi dengan baik menghasilkan tenaga sesuai spesifikasi engine tersebut
  10. Super TT Bensin super tanpa timbal (TT) mempunyai nilai octan minimal 98 bahan bakar ini dikomsumsi kendaraan dengan menggunakan mesin/motor bensin yang menggunakan sistem engine management yang mengintegrasikan kerja sistem pendukung dan menggunakan katalisator yang menekan emisi gas buang sekecil mungkin. ¡Bensin petri 2 T/BB2L Bahan bakar bensin jenis ini pada umumnya digunakan pada kendaraan dengan mesin/motor 2 langkah. Nilai octan minimal 74 sehingga bahan bakar ini cocok untuk mesin/engine dengan tekanan kompresi rendah.
  11. Penambahan TEL (tetra ethyl lead) kedalam bensin yg bernilai oktan rendah. Menambahkan Naphtalene pada bensin. Menambahkan MTBE (Metil tersierbutileter). Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming
  12. Bensin yang digunakan oleh suatu kendaraan harus mempunyai angka oktana yang sesuai dengan kebutuhan angka oktana mesin kendaraan. Angka oktana yang lebih rendah dari kebutuhan angka oktana mesin kendaraan akan menyebabkan terjadinya ketukan atau detonasi pada mesin. Ketukan yang terjadi pada mesin menimbulkan bunyi yang tidak enak dan membuang energi bahan bakar sehingga terjadi pemborosan. Terjadinya ketukan dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan piston, katup-katup dan busi terlalu panas (overhead) Hal ini dapat memperpendek umur mesin.

9.     Zat pencemaran hasil pembakaran BBM

Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang dapat mengakibatkan pencemran udara.
  • CO2
  • CO dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, bersifat racun.
  • NOx (NO, NO2). Pembakaran bahan bakar dalam suhu yang tinggi di mana nitrogen dalam udara ikut teroksidasi. NOx dapat menyebabkan hujan asam dan smog fotokimia
  • Pb pada penggunaan bensin yang mengandung aditif senyawa timbal bersifat racun
Bensin yang digunakan oleh kendaraan akan menimbulkan dua masalah utama. Masalah pertama adalah asap dan ozon di kota-kota besar. Masalah kedua adalah karbon dan gas rumah kaca.
Idealnya, ketika bensin dibakar di dalam mesin kendaraan, akan menghasilkan CO2 dan H2O saja. Kenyataannya pembakaran di dalam mesin tidaklah sempurna, dalam proses pembakaran bensin, dihasilkan juga:
  • Karbon monoksida, CO, yang merupakan gas beracun.
  • Nitrogen oksida, NOx, sebagai sumber utama asap di perkotaan yang jumlah kendaraannya sangat banyak.
  • Hidrokarbon yang tidak terbakar.
Oleh karena alasan-alasan inilah, para ilmuwan sekarang sedang berusaha untuk mengganti bahan bakar bensin dengan bahan bakar hidrogen yang lebih ramah lingkungan, karena jika H2 ini direaksikan dengan O2 hanya akan menghasilkan uap air.





Daftar Pustaka :
Setyawati, A. A. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 186.


Comments

Popular posts from this blog

TEKNIK PENGOLAHAN BAHAN PANGAN

Materi Prakarya Evaluasi Hasil Usaha

Perlawanan Aceh terhadap VOC

Manusia Purba Homo Rhodesiensis atau Homo Africanus

Cara Membuat Kotak Pensil dari Tempurung Kelapa